Terendah Sejak 2022, Indeks Keyakinan Konsumen Merosot ke 117,5 per Mei

- IKK Indonesia turun ke level 117,5 pada Mei 2025, terendah sejak September 2022
- Persepsi responden terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan saat ini berada di level pesimis
Jakarta, IDN Times – Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia turun ke level 117,5 pada Mei 2025. Ini menjadi yang terendah sejak September 2022 yang berada di level 117,2. Penurunan ini terjadi setelah IKK sempat naik tipis pada April 2025 di level 121,7.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Ramdan Denny Prakoso, mengatakan, penurunan optimisme konsumen pada Mei 2025 disebabkan oleh melemahnya keyakinan terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi terhadap kondisi ekonomi ke depan.
Penurunan tersebut dipicu oleh pelemahan pada dua komponen utama, yakni Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masing-masing tercatat sebesar 106,0 dan 129,0. IKE pada Mei turun signifikan dari 113,7 pada April. Hal ini mencerminkan melemahnya persepsi konsumen terhadap situasi ekonomi saat ini.
Meskipun menurun, IKK pada Mei 2025 masih berada di zona optimistis karena tetap berada di atas ambang batas 100.
“Survei Konsumen Bank Indonesia pada Mei 2025 menunjukkan bahwa keyakinan konsumen masih berada pada level optimis, yakni sebesar 117,5,” ujar Ramdan dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (13/6/2025).
1. Persepsi responden terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan saat ini berada di level pesimis

Berdasarkan data Bank Indonesia, seluruh kelompok pengeluaran tercatat mengalami penurunan IKK pada Mei 2025. Penurunan terdalam terjadi pada kelompok pengeluaran Rp2,1 juta–Rp3 juta yang mencatatkan IKK terendah, yakni di level 111,0. Jika dilihat berdasarkan kelompok usia, IKK terendah tercatat pada kelompok masyarakat berusia di atas 60 tahun, yaitu sebesar 105,6.
Komponen penopang IKE (Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini) juga menunjukkan pelemahan. Indeks Penghasilan Saat Ini (IPSI) tercatat sebesar 118,1, turun dari 125,4 pada periode sebelumnya. Indeks Pembelian Barang Tahan Lama (IPDG) juga menurun ke 104,1, dari sebelumnya 113,9 serta Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK) turun ke level pesimis, yakni 95,7 (di bawah batas optimis 100).
"Secara spasial, beberapa kota mencatat penurunan IKE, seperti Medan, Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Namun, penurunan tersebut tertahan oleh peningkatan IKE di sejumlah kota lain dengan kenaikan terbesar tercatat di Semarang, disusul Manado dan Mataram," kata BI.
Secara umum, persepsi responden terhadap ketersediaan lapangan kerja saat ini berada di zona pesimis, terutama pada kelompok berpendidikan SMA (92,0) dan akademi/diploma (95,8). Sementara itu, kelompok pendidikan lainnya masih mencatat persepsi di atas ambang batas optimis (100).
Berdasarkan usia, optimisme konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja masih tercatat meningkat pada kelompok usia 20–30 tahun dengan indeks 103,1. Sebaliknya, kelompok usia di atas 30 tahun tercatat berada di zona pesimis dengan nilai di bawah 100.
2. Optimisme pembelian barang tahan lama turun

Dari sisi pengeluaran, Indeks Pembelian Barang Tahan Lama (Durable Goods) tetap berada pada level optimis, didukung oleh peningkatan optimisme pada kelompok pengeluaran Rp1 juta–Rp2 juta yang tercatat sebesar 100,7.
Namun demikian, kelompok pengeluaran lainnya mengalami penurunan optimisme. Penurunan terdalam terjadi pada kelompok pengeluaran di atas Rp5 juta, yang turun ke level 109,0, serta kelompok Rp4,1 juta–Rp5 juta yang turun ke 101,1.
Berdasarkan kelompok usia, optimisme terhadap pembelian barang tahan lama masih terjaga pada kelompok usia 20–50 tahun, meskipun angkanya tercatat lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya. Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan mendatang diperkirakan tetap terjaga.
Hal ini tercermin dari IEK Mei 2025 yang tercatat sebesar 129,0, sedikit lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 129,8.
Stabilnya IEK terutama disumbang oleh Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja (IEKLK) yang tercatat sebesar 123,8, sedikit meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 123,5.
Sementara itu, dua komponen IEK lainnya juga masih berada pada level optimis, meskipun mengalami sedikit penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Indeks Ekspektasi Penghasilan (IEP) sebesar 135,4 dari April 137,5 dan Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha (IEKU) sebesar 127,8 dari April 128,5.
Secara spasial, beberapa kota yang tercatat mengalami peningkatan IEK antara lain Semarang, Bandar Lampung, dan Manado. Sementara itu, penurunan IEK tercatat di Medan, Banten, dan Makassar.
3. Persepsi responden terhadap ekspektasi penghasilan enam bulan ke depan di level optimistis

Persepsi responden terhadap ekspektasi penghasilan enam bulan ke depan masih berada pada level optimis di seluruh kelompok pengeluaran. Kelompok pengeluaran Rp1 juta–Rp2 juta mencatat peningkatan, dengan indeks sebesar 132,8, sedangkan kelompok pengeluaran lainnya tercatat mengalami penurunan.
Berdasarkan kelompok usia, keyakinan konsumen pada kelompok usia 20–30 tahun (143,5) dan di atas 60 tahun (121,7) tercatat meningkat. Kelompok usia lainnya diketahui mengalami penurunan.
Perkiraan konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja dalam enam bulan ke depan tetap berada pada level optimis di seluruh kelompok pendidikan. Peningkatan tercatat pada kelompok dengan pendidikan SMA yang naik ke 122,2. Konsumen dengan tingkat pendidikan akademi/diploma mengalami penurunan paling tajam dengan indeks turun ke 120,9.
Berdasarkan kelompok usia, ekspektasi terhadap ketersediaan lapangan kerja juga masih berada di level optimis dengan sebagian besar kelompok usia mencatat peningkatan. Satu-satunya pengecualian adalah kelompok usia 31–40 tahun yang mengalami sedikit penurunan menjadi 123,7.
Ekspektasi konsumen terhadap perkembangan kegiatan usaha ke depan juga tetap terjaga di level optimis, baik menurut kelompok pengeluaran maupun kelompok usia.
Peningkatan optimisme tercatat pada kelompok pengeluaran Rp4,1 juta–Rp5 juta (127,9) dan di atas Rp5 juta (132,7). Sementara itu, dari sisi usia, peningkatan tercatat pada kelompok 20–30 tahun (138,0), 31–40 tahun (128,1), dan di atas 60 tahun (113,4).