Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dolar AS Menembus Rp16.250 Siang Ini

Ilustrasi. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah di pasar uang berada di posisi Rp15.315 per dolar AS saat pembukaan Kamis pagi (19/3). Angka ini melemah dibandingkan penutupan sehari sebelumnya di posisi Rp15.223 per dolar AS.

Sementara kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) hari ini, dolar AS menembus Rp15.712. Sedangkan kurs transaksi Bank Indonesia menetapkan  Rp15.033 per dolar AS untuk beli dan Rp15.790 per dolar AS  untuk jual.

Melemahnya rupiah juga berimbas pada transaksi kurs di bank-bank nasional. Bahkan kurs jual menembus Rp16.000 per dolar AS.

1. Di bank-bank nasional dolar AS dijual antara Rp15.730 sampai Rp16.250

Ilustrasi (ANTARA FOTO)

Berikut kurs bank notes dolar AS terhadap rupiah di sejumlah perbankan nasional pada pukul 11.40 WIB:

  • Bank BCA               : Rp15.775 (beli) dan Rp16.075 (jual)
  • Bank Mayapada    : Rp15.725 (beli) dan Rp16.210 (jual)
  • Bank BNI                : Rp15.600 (beli) dan Rp16.100 (jual)
  • Bank Mandiri         : Rp15.400 (beli) dan Rp16.200 (jual)
  • Bank CIMB Niaga : Rp15.650 (beli) dan Rp16.250 (jual)
  • Bank OCBC NISP  : Rp15.540 (beli) dan Rp15.740 (jual)
  • BRI                          : Rp15.815 (beli) dan Rp16.235 (jual)
  • Bank Permata       : Rp15.575 (beli) dan Rp16.125 (jual)
  • Bank Mega            : Rp15.110 (beli) dan Rp15.730 (jual)
  • Bank Danamon     : Rp15.650 (beli) dan Rp16.250 (jual)
  • BTN                         : Rp15.343 (beli) dan Rp15.743 (jual)

2. Dolar AS perkasa di pasar global

Ilustrasi (IDN Times/Ita Malau)

Di pasar global, dolar AS melonjak terhadap sejumlah mata uang lain pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Kenaikan ini akibat perusahaan dan investor yang khawatir dengan wabah COVID-19 menyerbu mata uang AS yang dianggap aman.

Indeks dolar, yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, naik sekitar 1,69 persen menjadi 101,08, tertinggi sejak April 2017. Indeks ini pada laju untuk lompatan satu hari terbesarnya sejak 24 Juni 2016.

Banyak mata uang mencapai posisi terendah multi-tahun terhadap dolar, termasuk pound Inggris, dolar Australia, dan dolar Selandia Baru.

Tanda-tanda tekanan ada di mana-mana ketika bank-bank sentral global melanjutkan upaya untuk menjaga pasar uang berfungsi normal.

"Dalam nada yang sama dengan konsumen mengosongkan rak di toko-toko kebutuhan pokok, investor dan perusahaan memperlakukan greenback dengan cara yang sama, melahapnya dengan status sangat likuid," kata Joe Manimbo, analis pasar senior, di Western Union Business Solutions di Washington, seperti dikutip Antara dari Reuters.

3. Sejumlah bank sentral melepas dolar ke pasar

Dolar telah melonjak terhadap mata uang mitranya dalam beberapa hari terakhir meskipun ada dua penurunan suku bunga darurat oleh Federal Reserve AS bulan ini, yang telah membawa suku bunga AS turun ke nol. Indeks dolar naik lebih dari enam persen selama tujuh sesi perdagangan terakhir.

Bank Sentral Eropa, Bank Sentral Inggris dan Bank Sentral Swiss semuanya mengadakan penjualan likuiditas dolar pada Rabu (18/30), sebagai bagian dari suntikan dana terkoordinasi terbesar oleh bank sentral sejak krisis keuangan 2007-2009.

Tingginya permintaan dalam lelang ini membuat beberapa orang gelisah di pasar uang, tetapi beberapa analis mengatakan bahwa karena sifat kekurangan dolar yang meluas, jalur swap The Fed dengan bank-bank sentral utama mungkin tidak cukup.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Umi Kalsum
Jumawan Syahrudin
Umi Kalsum
EditorUmi Kalsum
Follow Us