Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Fakta Seputar Gaji Pertama, Waspada Emosional dan Tekanan Sosial!

ilustrasi uang di dompet (pexels.com/Ahsanjaya)
Intinya sih...
  • Euforia gaji pertama cepat pudar.
  • Tekanan dari keluarga meminta kontribusi rutin.
  • Perbandingan dengan teman membuat minder.

Gaji pertama selalu jadi momen yang ditunggu. Rasanya campur aduk, antara bangga, lega, dan sedikit deg-degan. Apalagi kalau udah dibayangin sama ekspektasi dari keluarga atau temen-teman.

Tapi gak jarang, euforia gaji pertama cepat pudar. Banyak yang akhirnya kebebani sama tuntutan sosial atau malah kecewa karena realita gak sesuai harapan. Nah, biar gak kaget, yuk kupas fakta emosional di balik gaji pertama!

1. Euforia yang cepat hilang

Seni kesenian kepala berpikir (pexels.com/Tara Winstead)
Seni kesenian kepala berpikir (pexels.com/Tara Winstead)

Dapet gaji pertama itu kayak mimpi jadi nyata. Rasanya pengen beli semua hal yang dulu cuma bisa diidam-idamkan. Tapi seringkali, kebahagiaan itu cuma bertahan beberapa hari aja. Setelah bayar tagihan atau kebutuhan mendesak, sisa gaji bisa bikin sedih.

Ekspektasi tinggi bikin banyak orang lupa kalo gaji pertama gak selalu cukup buat memuaskan semua keinginan. Apalagi kalau udah kebiasa mikir, "Akhirnya bisa hidup mandiri!" Eh, ternyata masih mesti ngehemat demi bertahan sampai gaji berikutnya.

2. Tekanan dari keluarga

ilustrasi wanita sedang gembira (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi wanita sedang gembira (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Begitu dapet gaji, tiba-tiba banyak "ajakan" dari keluarga. Ada yang minta dibeliin hadiah, ditraktir makan, atau bahkan dimintain kontribusi rutin. Rasanya berat buat bilang "gak", apalagi kalau udah terbiasa dibantu waktu masih kuliah atau cari kerja.

Tapi inget, gak semua tuntutan harus dituruti. Komunikasi yang jelas soal kemampuan finansial itu penting. Jangan sampe gaji pertama malah jadi beban karena gak bisa menolak permintaan orang terdekat.

3. Perbandingan dengan teman

ilustrasi wanita dan pria sedang makan (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi wanita dan pria sedang makan (pexels.com/cottonbro studio)

Lihat temen seangkatan dapet gaji lebih gede? Auto minder deh. Padahal, gaji pertama itu sangat relatif, tergantung industri, lokasi kerja, atau bahkan negosiasi skill. Tapi tetep aja, social media bikin banyak orang merasa kurang.

Daripada fokus ke gaji orang lain, mending evaluasi kebutuhan diri sendiri. Gaji pertama cuma titik awal, bukan patokan kesuksesan. Yang penting, bisa ngatur keuangan biar gak terjebak gaya hidup lifestyle inflation.

4. Realita tanggung jawab finansial

wanita menggunakan laptop (pexels.com/Canva Studio)
wanita menggunakan laptop (pexels.com/Canva Studio)

Gaji pertama sering bikin sadar: hidup mandiri itu mahal. Sewa kos, transportasi, makan, sampai asuransi tiba-tiba jadi tanggungan sendiri. Belum lagi kalau punya cicilan atau tabungan buat masa depan.

Tapi jangan panik! Ini fase belajar buat lebih bijak atur uang. Prioritaskan kebutuhan pokok, baru sisihkan buat hiburan atau self-reward. Perlahan, bakal lebih paham cara mengelola gaji biar gak selalu "keburu habis".

Gaji pertama emang bikin emosi naik turun. Dari seneng, kewalahan, sampe mungkin kecewa. Tapi ingat, ini cuma awal perjalanan finansial. Ekspektasi sosial emang berat, tapi yang paling penting adalah bagaimana menyesuaikan dengan kemampuan sendiri.

Jangan terlalu keras sama diri sendiri. Nikmati prosesnya, belajar dari kesalahan, dan tetap realistis. Soalnya, gak ada yang instan termasuk mengelola gaji pertama dengan sempurna!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us