Rupiah Dibuka Melemah di Level Rp14.070 Awal Pekan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka melemah 30 poin di level Rp14.070 pagi ini, Senin (22/2/2021). Dilansir dari Bloomberg, rupiah melemah 0,04 persen.
Pada akhir pekan lalu, rupiah ditutup melemah 65 poin di level Rp14.040. Bagaimana prediksi pergerakan kurs rupiah sepanjang hari ini?
Baca Juga: Tutup Akhir Pekan, Rupiah Melemah di Level Rp14.040
1. Minat pasar terhadap aset berisiko meninggi
Menurut Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra, pagi ini terlihat minat pasar terhadap aset berisiko meninggi. Indeks saham Asia menguat. Nilai tukar regional juga terlihat menguat terhadap dolar AS.
"Ekspektasi pemulihan ekonomi global mendorong penguatan sentimen tersebut. Selain itu, sentimen positif juga datang dari ekspektasi perilisan stimulus besar pemerintah AS dan penurunan kasus baru COVID-19 di dunia," ungkap Ariston kepada IDN Times.
2. Rupiah berpotensi menguat
Editor’s picks
Namun demikian, lanjut Ariston, rupiah juga bisa menguat pagi ini karena sentimen tersebut. Di dalam negeri, penurunan kasus baru COVID-19 dan kemajuan program vaksinasi juga dapat mendukung penguatan rupiah.
"Di sisi lain, pasar akan mewaspadai kenaikan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor jangka panjang hari ini. Untuk tenor 10 tahun, yield mencetak level tertinggi baru tahun ini di 1,36 persen. Kenaikna yield ini bisa berimbas ke penguatan dolar AS," ujarnya.
Baca Juga: Bank Syariah Indonesia Dibentuk Hasil Merger 3 Bank, ICMI Dukung Penuh
3. Potensi pergerakan rupiah hari ini
Ariston memperkirakan potensi penguatan dolar terhadap rupiah hari ini di kisaran Rp14.000-Rp14.100. Menurut Ariston, pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia membantu memberikan tekanan ke rupiah. Sebab, perbedaan yield dengan dolar AS kian menipis.
Selain itu, BI juga menurunkan angka prediksi pertumbuhan PDB 2021 karena kasus COVID-19 yang masih tinggi di Indonesia. Positivity rate COVID-19 di Indonesia masih tergolong tinggi.
"Ini yang menambah tekanan ke rupiah," ungkapnya.
Baca Juga: Minat Kerja di Bank? Ini Daftar Gaji 5 Bank Besar di Indonesia