5 Kesalahan Finansial di Usia 20 Tahun, Gen-Z Wajib Tahu Sih!

Banyak anak muda di usia 20-an terjebak dalam kesalahan finansial yang berdampak jangka panjang, seperti utang menumpuk atau tabungan nihil. Tanpa perencanaan yang matang, kebiasaan buruk seperti impulsif belanja atau mengandalkan cicilan dan pinjaman bisa menghambat kemandirian finansial di masa depan.
Artikel ini mengulas lima kesalahan umum beserta solusi praktis untuk mengelola keuangan dengan lebih bijak. Mari identifikasi kesalahan ini agar kamu bisa mengambil langkah preventif sejak dini.
1. Gak Memiliki Dana Darurat

Dana darurat sering kali diabaikan karena dianggap gak mendesak. Padahal, tanpa dana ini, situasi tak terduga seperti PHK atau sakit mendadak bisa memaksa kamu untuk mengambil pinjaman darurat atau berutang.
Idealnya, dana darurat mencakup 3–6 bulan pengeluaran jika kamu masih lajang. Jika sudah menikah atau memiliki tanggungan, alokasinya harus disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga yang kamu nafkahi. Hal ini sering terjadi pada generasi sandwich yang menanggung biaya hidup adik dan orang tua sekaligus.
Mulailah menabung secara konsisten, misalnya dengan metode auto-debit atau menggunakan aplikasi tabungan digital. Kamu bisa memulainya dari nominal kecil seperti Rp100.000 per minggu, atau menabung setiap kali menerima uang nominal tertentu (misalnya Rp20.000). Konsistensi adalah kunci.
2. Terlalu Bergantung pada Cicilan dan Pinjaman

Pinjaman online seperti Kredivo sering jadi solusi instan, tetapi bunga tinggi bisa memberatkan jika gak dikelola dengan baik. Data menunjukkan 60% peminjam usia muda kesulitan melunasi tepat waktu.
Kamu harus cerdik dalam kelola keuangan seperti ini jika mengandalkan cicilan atau pinjaman. Gunakan cicilan dengan bunga 0% tenor 3 bulan saat ada voucher promo saja dari Kredivo, khususnya buat member Premium. Sehingga kamu benar-benar mendapatkan benefit maksimal dari pinjaman dan cicilan yang digunakan.
Bijaklah menggunakan pinjaman hanya untuk kebutuhan mendesak atau hal yang bersifat produktif, bukan gaya hidup. Hitung kemampuan bayar dan bandingkan suku bunga sebelum mengajukan agar gak mengalami kondisi gagal bayar.
3. Belanja Impulsif karena Tren di Media Sosial

Fenomena Fear of Missing Out (FOMO) mendorong belanja gak terencana. Misalnya, membeli barang mewah hanya untuk tampil di media sosial. Banyak anak muda yang mudah terpancing karena menilai standar kehidupannya dengan standar kehidupan orang lain yang terlihat lebih bahagia.
Atasi dengan cooling period, tunda pembelian 24 jam sebelum memutuskan. Gunakan anggaran hiburan maksimal 15% dari penghasilan bulanan.
4. Mengabaikan Investasi karena dianggap "Masih Muda"

Banyak yang menunda investasi dengan alasan penghasilan masih kecil. Padahal, mulai sejak dini memaksimalkan efek bunga majemuk.
Produk seperti reksadana pasar uang atau emas cocok untuk pemula dengan risiko rendah. Alokasikan Rp200.000–500.000 per bulan secara konsisten. Paling gak lakukan untuk satu tahun pertama dan lihat hasilnya.
5. Gak Memiliki Rencana Jangka Panjang

Tanpa tujuan jelas, uang mudah terpakai untuk hal gak produktif. Contohnya, gak mempersiapkan dana pendidikan lanjut atau pensiun.
Buat timeline keuangan: target 5 tahun (misal: beli rumah), 10 tahun (dana pendidikan), dan seterusnya. Gunakan tools perencana keuangan digital untuk memantau progres.
Menghindari lima kesalahan finansial di atas bisa menjadi pondasi untuk stabilitas keuangan di masa depan, apalagi jika kamu berkomitmen dengan cicilan dan pinjaman. Mulailah dengan langkah kecil, evaluasi kebiasaan belanja, dan disiplin menabung. Dengan begitu, usia 30-an akan diisi dengan kebebasan finansial, bukan penyesalan. (WEB/TAMA)