Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi koin kripto (freepik.com)

Intinya sih...

  • Tabungan pensiun harus diprioritaskan sebelum membeli kripto, menurut Ramsey.

  • Ramsey menilai melewatkan reksa dana demi kripto adalah kesalahan, karena kripto lebih mirip perjudian jangka pendek.

  • Membeli kripto daripada berinvestasi properti adalah kesalahan lain yang kerap terjadi, menurut pandangan Ramsey.

Di tengah semakin ramainya tren investasi kripto, banyak orang merasa ketinggalan jika tidak menaruh uang di Bitcoin, Ethereum, atau aset digital lain. Namun, pakar keuangan Dave Ramsey punya pandangan berbeda soal hype ini.

Dalam wawancaranya di acara “Shawn Ryan Show”, Ramsey menegaskan banyak orang justru nekat menaruh seluruh uangnya pada aset spekulatif tanpa membangun pondasi keuangan yang sehat lebih dulu. Menurutnya, itu bukan hanya berisiko tinggi, tapi juga tidak bijak.

Ramsey menyoroti bagaimana masyarakat sering tergoda keuntungan instan yang ditawarkan kripto, padahal mereka belum menyiapkan tabungan pensiun, portofolio investasi jangka panjang, hingga kebutuhan dasar seperti kepemilikan rumah. Ia menekankan, keputusan finansial seharusnya didasarkan pada strategi yang stabil, bukan sekadar ikut-ikutan tren.

Bagi Ramsey, investasi kripto hanya pantas dipertimbangkan jika keuangan pribadi sudah benar-benar kuat. Jika tidak, risiko kerugian bisa jauh lebih besar daripada potensi keuntungan yang diimpikan.

Berikut adalah tiga kesalahan yang kerap dilakukan sebelum membeli aset kripto menurut Ramsey, sebagaimana dilansir GOBankingRates.

1. Tidak memprioritaskan dana pensiun

Ilustrasi dana pensiun (freepik.com)

Sebelum berpikir membeli kripto, Ramsey menekankan pentingnya menyiapkan tabungan pensiun melalui program 401(k). Apalagi jika perusahaan tempat bekerja menyediakan program match atau kontribusi tambahan.

Fakta menunjukkan sekitar 70 persen warga Amerika menabung di 401(k), tetapi hanya 47 persen generasi Z yang melakukannya. Ramsey berpendapat banyak orang salah kaprah dengan menyamakan spekulasi dengan investasi. Menurutnya, kripto lebih mirip perjudian jangka pendek daripada instrumen investasi yang nyata.

2. Tidak membangun portofolio reksa dana

Ilustrasi portofolio investasi (freepik.com)

Ramsey juga menilai keputusan melewatkan reksa dana demi membeli kripto adalah langkah keliru. Ia merekomendasikan portofolio yang dapat menumbuhkan kekayaan secara konsisten, bukan hanya naik turun nilainya karena rumor pasar.

Ia mencontohkan, kenaikan harga saham Home Depot atau Apple terjadi karena ada keuntungan riil yang dihasilkan. Sementara, kenaikan harga kripto lebih didorong keinginan orang lain untuk membeli, bukan karena menghasilkan nilai tambah ekonomi.

3. Tidak investasi properti

Ilustrasi properti (freepik.com)

Kesalahan lain yang kerap terjadi adalah lebih memilih membeli kripto daripada berinvestasi properti. Ramsey menegaskan, memiliki rumah tetap jadi salah satu cara paling stabil membangun kekayaan jangka panjang. Selain memberi manfaat pajak, kepemilikan rumah juga melindungi dari inflasi dan membangun ekuitas seiring waktu.

Ia mengingatkan, membeli kripto seharusnya dianggap sebagai spekulasi, bukan investasi utama. Artinya, dana yang digunakan harus benar-benar dana ‘dingin’ yang rela hilang. “Anggap saja itu uang yang kalau dibakar pun tidak masalah. Kalau sudah di tahap itu, barulah bisa bicara soal cara kerja Bitcoin,” ujarnya.

Ramsey mengingatkan, membangun fondasi keuangan yang kokoh tetap menjadi prioritas sebelum terjun ke investasi berisiko tinggi seperti kripto. Dengan perencanaan yang matang, masyarakat diharapkan dapat meraih keuntungan tanpa harus mengorbankan keamanan finansial jangka panjang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team