Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi cara memulai investasi dengan dana terbatas (pexels.com/Burak The Weekender)

Intinya sih...

  • Memulai investasi dengan dana terbatas bisa dilakukan melalui strategi dollar-cost averaging untuk belajar berinvestasi secara rutin.
  • Platform investasi sekarang menyediakan saham fraksional untuk membeli bagian kecil dari perusahaan besar dengan dana terbatas.
  • Reksa dana indeks, ETF, dan obligasi negara menjadi pilihan investasi ideal untuk pemula dengan biaya rendah dan risiko yang lebih terkendali.

Memulai investasi sering dianggap membutuhkan modal besar, tetapi kenyataannya gak selalu demikian. Kamu hanya perlu mengetahui cara tepat memulai investasi dengan dana terbatas dan pastinya konsisten.

Apalagi dengan perkembangan teknologi finansial dan makin banyaknya produk investasi yang terjangkau, kamu bisa membangun portofolio sejak dini. Simak panduan berikut agar investasi kamu tetap optimal meski dana terbatas, ya.

1. Mulai dari kecil dan investasikan secara teratur

ilustrasi investasi sedikit demi sedikit (pixabay.com/nattanan23)

Guys, kamu gak perlu menunggu hingga memiliki jutaan rupiah untuk mulai. Justru, strategi dollar-cost averaging, yakni menginvestasikan uang dengan jumlah yang sama secara berkala, kamu jadi belajar untuk berinvestasi mingguan atau bulanan.  

Investasi reguler ini juga mempermudah kamu dalam mengelola anggaran. Daripada merasa terbebani dengan satu investasi besar, lebih baik kamu selalu menyisihkan sejumlah kecil untuk diinvestasikan secara rutin. Selain itu, kamu akan terbiasa menempatkan investasi sebagai prioritas keuangan, bukan hanya sisa dari pengeluaran lain, kan.

2. Gunakan fitur saham fraksional

ilustrasi grafik saham (pexels.com/energepic.com)

Saham perusahaan besar seperti BCA, Indofood, atau BRI mungkin terlihat gak terjangkau karena harga per lembar sahamnya sangat tinggi. Namun, kabar baiknya, saat ini telah banyak platform yang memungkinkan kamu membeli saham fraksional. Artinya, kamu bisa memiliki sebagian kecil dari saham tersebut hanya dengan Rp10 ribu saja.

Fitur ini cocok untuk kamu yang akan membuat portofolio yang isinya beragam meski dananya terbatas. Dengan saham fraksional, kamu bisa mengakses berbagai perusahaan besar tanpa perlu menunggu tabungan terkumpul dalam jumlah besar. Ini jadi langkah penting dalam memperluas eksposur investasi tanpa menanggung risiko besar sekaligus. Setuju?

3. Pilih reksa dana indeks atau ETF berbiaya rendah

ilustrasi Exchange-Traded Funds (pixabay.com/viarami)

Reksa dana indeks serta Exchange-Traded Funds (ETF) jadi opsi investasi ideal untuk pemula. Kedua produk ini mengikuti kinerja indeks pasar seperti IHSG atau S&P 500, sehingga kamu otomatis mendapatkan diversifikasi. Selain itu, biayanya relatif rendah karena gak dikelola secara aktif.

Dengan membeli satu reksa dana indeks atau ETF, kamu secara otomatis berinvestasi di banyak perusahaan sekaligus untuk mengurangi risiko keuangan. Di Indonesia, kamu bisa mulai berinvestasi di reksa dana indeks mulai Rp10 ribu di platform-platform online yang kredibel seperti Bibit, Ajaib, atau Bareksa.

4. Pertimbangkan obligasi negara atau Surat Berharga Negara

ilustrasi investasi (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Obligasi negara jadi pilihan lebih aman dalam berinvestasi. Guys, Pemerintah Indonesia rutin menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) dengan minimal Rp1 juta. Investasi ini relatif rendah risiko karena dijamin oleh negara, dan cocok bagi kamu yang masih ragu memasuki dunia saham.

Selain keamanannya, keuntungan dari obligasi adalah adanya imbal hasil tetap (kupon) yang dibayarkan secara berkala. Ini membuat arus kas kamu lebih stabil, terlebih jika kamu akan menyeimbangkan portofolio yang isinya saham atau instrumen berisiko tinggi lainnya. Pembelian SBN bisa dilakukan secara online melalui mitra distribusi resmi yang terdaftar di Kementerian Keuangan, lho.

5. Buka rekening tabungan dengan bunga tinggi

ilustrasi simpanan dana darurat (unsplash.com/Towfiqu b)

Sebelum mulai berinvestasi, penting juga untuk memiliki dana darurat. Kamu bisa simpan dana ini dalam rekening tabungan berbunga tinggi (high-yield savings account). Meski bukan instrumen investasi dalam arti konvensional, akun ini memberikan bunga lebih tinggi dibandingkan tabungan biasa, lho.

Dengan memiliki dana darurat, kamu jadi melindungi investasi dari adanya risiko likuiditas. Maknanya, ketika butuh dana yang mendesak, kamu gak perlu mencairkan investasi karena ada risiko nilainya turun. Rekening ini juga cocok untuk menyimpan dana sementara sebelum kamu mengalokasikannya ke instrumen lain secara lebih terencana.

6. Gunakan aplikasi mikro-investasi

ilustrasi menggunakan aplikasi mikro-investasi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Perkembangan teknologi finansial memungkinkan kamu berinvestasi hanya dengan modal kecil lewat aplikasi mikro-investasi. Platform populer seperti Ajaib, Bibit, Stockbit, dan aplikasi lainnya memiliki instrumen investasi yang mudah dipelajari.

Aplikasi-aplikasi ini juga sering dilengkapi fitur otomatisasi seperti “auto-invest” atau pembulatan transaksi untuk diinvestasikan, lho. Ini membuat investasi menjadi kegiatan yang gak berat, kan? 

7. Pelajari dasar-dasar dan tetapkan tujuan realistis

ilustrasi belajar tentang investasi (pexels.com/Lukas)

Sebelum kamu berinvestasi, ada baiknya luangkan waktu untuk belajar dasar-dasar investasi, seperti saham, reksa dana, obligasi, dan ETF. Pahami juga bagaimana cara kerja pasar modal, risiko yang mungkin muncul, serta strategi diversifikasi, ya.

Pastikan kamu mempunyai tujuan investasi yang realistis. Contohnya, apakah kamu berinvestasi untuk dana pensiun, membeli rumah, atau sekadar menumbuhkan kekayaan? Tujuan yang jelas ini akan membantumu memilih instrumen investasi yang sesuai dan menentukan jangka waktu investasi yang optimal. Jadi, jangan mudah tergoda dengan tren atau janji keuntungan cepat tanpa dasar yang kuat.

Cara memulai investasi dengan dana terbatas bukan lagi hal yang sulit di era digital ini, ya. Yang terpenting adalah konsistensi dan pemahaman dasar agar keputusan yang kamu ambil gak hanya mengikuti tren, tetapi berdasarkan rencana keuangan yang matang. Ingat, investasi bukan tentang seberapa banyak uang kamu, tetapi seberapa konsisten dan cerdas kamu mengelolanya! 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team