Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Perbandingan Gaya Investasi Antar Generasi, dari Boomers hingga Gen Z
Ilustrasi investasi (freepik.com)

Intinya sih...

  • Baby Boomers (1946-1964): Boomers cenderung menabung, memiliki aset properti, dan toleransi risiko tinggi, fokus pada menjaga kekayaan dan perencanaan warisan, dan mempersiapkan transfer kekayaan dan biaya perawatan jangka panjang.

  • Gen X (1965-1980): Lebih suka mengatur uang sendiri dan berpeluang mendapatkan warisan dari orang tua boomers, dan memanfaatkan aplikasi investasi, rekening online, dan platform trading untuk mengelola portofolio.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Membangun kekayaan bukanlah proses instan, ini adalah perjalanan seumur hidup yang berbeda bagi setiap generasi. Baby boomers yang mendekati masa pensiun, Gen X yang fokus pada stabilitas, millennial yang masih mengejar ketertinggalan, dan Gen Z yang baru mulai bekerja — semuanya menghadapi tantangan finansial yang unik dan memiliki gaya investasi sendiri.

Investasi adalah salah satu cara paling efektif untuk menumbuhkan aset. Namun, pola investasi antargenerasi sangat berbeda, mulai dari properti dan dana pensiun hingga cryptocurrency dan bisnis digital. Berikut gambaran lengkap bagaimana empat generasi utama di dunia kerja saat ini membangun kekayaan jangka panjang.

1. Baby Boomers (1946-1964)

Ilustrasi bekerja jelang pensiun (freepik.com)

  • Baby Boomers (1946-1964)

Sebagian besar boomers sudah mencapai puncak akumulasi kekayaan. Mereka terbiasa menabung, memiliki aset properti, dan hidup di era pertumbuhan ekonomi stabil sehingga toleransi risiko mereka tetap tinggi.

  • Tetap Pertahankan Aset

Bagi Boomers yang sudah mendekati masa pensiun, fokus utamanya adalah menjaga kekayaan, bukan mengejar keuntungan agresif. Prinsip investasi Warren Buffett — “jangan kehilangan uang” — sangat relevan bagi kelompok ini.

  • Persiapkan Transfer Kekayaan

Menurut Nasdaq, boomers menguasai sekitar 50 persen kekayaan nasional. Namun, usia panjang dan biaya kesehatan membuat perencanaan warisan sangat penting. Membuat rencana waris dan mempersiapkan biaya perawatan jangka panjang menjadi langkah krusial.

2. Gen X (1965-1980)

Ilustrasi bekerja (freepik.com)

Gen X tumbuh saat krisis finansial 2008, banyak di antara mereka baru memulai karier. Pengalaman ini membentuk cara pandang mereka terhadap risiko dan investasi.

  • Investasi Mandiri (DIY Investing)

Gen X lebih suka mengatur uang sendiri ketimbang memakai penasihat keuangan. Mereka memanfaatkan aplikasi investasi, rekening online, dan platform trading untuk mengelola portofolio.

  • Potensi Warisan

Meski bukan strategi investasi langsung, Gen X berpeluang mendapatkan warisan dari orang tua Boomers. Memahami struktur aset keluarga bisa membantu mereka menyiapkan strategi keuangan jangka panjang.

3. Millennials (1981-1996)

Ilustrasi fokus bekerja (freepik.com)

Kelompok ini dikenal paling tertinggal dalam akumulasi kekayaan karena krisis ekonomi, beban kuliah mahal, dan gaya hidup modern. Namun, dengan waktu pensiun yang masih jauh, kesempatan mereka masih besar.

  • ETF Jadi Pilihan Favorit

Produk seperti ETF menawarkan investasi otomatis dengan biaya rendah dan diversifikasi risiko. Cocok untuk millennial yang ingin menabung untuk masa pensiun tanpa rumit.

  • Maksimalkan Dana Pensiun

Millennial perlu memahami skema pensiun kantor, memastikan kontribusi minimal sesuai match perusahaan, serta memanfaatkan HSA (Health Savings Account) yang bisa jadi tabungan pajak bebas untuk keperluan kesehatan.

4. Gen Z (1997-2006)

Ilustrasi bekerja dengan fleksibilitas (freepik.com)

Generasi termuda di dunia kerja ini punya banyak waktu untuk berinvestasi, dan mereka menggabungkan teknologi dengan ambisi besar.

  • Jalan Ninja Lewat Entrepreneur

Gen Z percaya bahwa kekayaan generasi bisa dibangun melalui bisnis. Banyak dari mereka bercita-cita menjadi founder, freelancer, atau membangun income dari side hustle digital.

  • Teknologi dan Kripto

Sebagai generasi digital native, Gen Z lebih terbuka pada aset baru. Menurut survei YouGov 2024, 52 persen Gen Z percaya kripto adalah masa depan transaksi keuangan dibandingkan hanya 13 persen boomers.

  • Keajaiban Bunga Berbunga

Dengan waktu investasi puluhan tahun, bahkan kontribusi kecil bisa berkembang besar lewat compounding.

Kunci membangun kekayaan bukan cuma strategi, tapi konsistensi. Terlepas dari generasinya, yang membedakan mereka yang berhasil bukanlah usia, tetapi kemauan untuk mulai berinvestasi dan tetap disiplin. Setiap generasi punya jalurnya masing-masing, namun tujuan akhirnya sama: kebebasan finansial jangka panjang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team