Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Pos Pengeluaran Kecil yang Diam-diam Makan Gaji Kamu

ilustrasi gaji habis (unsplash.com/TowfiquBarbhuiya)
Intinya sih...
  • Langganan streaming dan aplikasi digital bisa menguras gaji dengan auto-debit yang sering terlupakan.
  • Rutinitas ngopi atau jajan kekinian dapat menghabiskan ratusan ribu per bulan tanpa disadari.
  • Biaya ongkir, layanan instan, top up e-wallet, parkir, dan kebutuhan darurat juga berdampak besar pada pengeluaran bulanan.

Pernahkah kamu merasa gaji yang baru masuk seakan langsung ‘menghilang’ di kemudian hari? Padahal kamu gak merasa belanja barang mahal atau foya-foya. Bisa jadi, kamu sedang terjebak dalam jebakan pengeluaran kecil yang sering luput dari perhatian. Sekilas memang terlihat sepele, tapi kalau ditotal tiap minggu atau bulan, jumlahnya bisa ngagetin!

Pengeluaran seperti beli kopi tiap pagi, langganan aplikasi yang gak pernah dipakai, sampai ongkir dari belanja online bisa jadi biang keladinya. Karena nominalnya kecil, kita cenderung menganggapnya cuek saja. Padahal justru kebiasaan seperti inilah yang pelan-pelan menggerogoti gaji kamu, tanpa terasa! Simak ulasannya berikut ini, supaya gaji kamu gak numpang lewat, ya!

1. Langganan streaming dan aplikasi digital

ilustrasi streaming services (unsplash.com/TechDaily)

Zaman sekarang, langganan aplikasi udah kayak kebutuhan pokok kedua. Mulai dari Netflix, Spotify, YouTube Premium, sampai aplikasi edit foto atau penyimpanan cloud. Masalahnya tuh, banyak orang langganan lebih dari satu layanan sekaligus, padahal gak semuanya dipakai rutin. Akhirnya tiap bulan uang ngalir terus buat sesuatu yang kadang cuma dipakai sekali-sekali, atau bahkan lupa udah langganan.

Karena sistemnya auto-debit, kita sering kali gak sadar kalau pulsa atau saldo rekening terus kepotong. Apalagi kalau ada beberapa langganan yang beda-beda tanggal tagihannya, makin gak kerasa, deh! Coba kamu cek ulang, mana aplikasi yang benar-benar kamu pakai dan mana yang bisa kamu stop dulu. Lumayan banget bisa hemat puluhan ribu sampai ratusan ribu tiap bulan, kan?

2. Ngopi atau jajan kekinian

ilustrasi kopi (unsplash.com/FahmiFakhrudin)

Beli kopi sebelum kerja atau jajan minuman matcha sepulang kuliah mungkin udah jadi rutinitas yang menyenangkan. Harganya kelihatan gak seberapa, cuma Rp20 ribu sampai Rp30 ribuan. Tapi kalau dilakukan hampir setiap hari, dalam sebulan kamu bisa habis ratusan ribu cuma buat minuman manis atau kafein harian. Belum lagi kalau kamu suka ngemil juga, dompet bisa makin tipis tanpa terasa. 

Sesekali ngopi di luar sih gak masalah, tapi kalau jadi kebiasaan harian, ini bisa jadi pengeluaran yang diam-diam menguras gaji kamu. Coba hitung berapa total pengeluaran kamu cuma buat jajan kayak gitu. Mungkin setelah lihat angkanya, kamu bakal lebih pilih bawa kopi dari rumah atau ngopi pas momen spesial aja. Biar irt, tapi tetap bisa nikmatin hidup, ya!

3. Biaya ongkir dan layanan instan

ilustrasi ojek online (unsplash.com/AlifRamdhasuma)

Belanja online dan pesan makanan lewat aplikasi memang praktis banget. Tinggal klik, bayar, duduk manis, barang atau makanan langsung datang. Tapi di balik kemudahannya, ada ongkos tersembunyi yang sering kita anggap sepele, yaitu ongkir dan biaya layanan. Sekali dua kali mungkin gak kerasa, tapi kalau hampir tiap hari, jumlahnya bisa bikin dompet menangis. 

Misalnya ongkir Rp10 ribu dan biaya layanan Rp5 ribu. Kalau kamu pesan makanan 15 kali sebulan, itu berarti udah keluar Rp225 ribu cuma buat layanan tambahan, belum termasuk harga makanannya. Belum lagi kalau belanja online dan tergoda promo tapi tetap kena ongkir. Mulai sekarang, coba pikir dua kali sebelum checkout, apakah kamu beneran butuh atau cuma lapar mata?

4. Top up e-wallet tanpa kontrol

ilustrasi e-wallet (unsplash.com/EdiKurniawan)

Karena semua serba digital, top up e-wallet jadi hal yang biasa banget. Tapi di balik kenyamanannya, ada jebakan yang sering gak kita sadari. Ketika saldo e-wallet masih banyak, kita cenderung lebih gampang belanja, bahkan untuk hal-hal yang rasanya gak terlalu penting. Apalagi kalau aplikasinya sering kasih notifikasi promo atau diskon, makin tergoda deh!

Masalahnya karena uangnya gak kelihatan secara fisik, kita jadi kurang ‘ngeh’ kalau udah habis banyak. Rasanya kayak main game saja, karena tinggal tap dan beres. Hal ini menciptakan ilusi seakan uang yang keluar seperti tidak nyata, padahal uang tetaplah uang. Coba deh mulai disiplin pengeluaran e-wallet kamu atau batasi top up dalam jumlah tertentu. Biar gak bikin kantong jebol, ya!

5. Biaya parkir dan tol harian

ilustrasi jalan tol (unsplash.com/RedJohn)

Buat kamu yang bawa kendaraan sendiri ke kantor atau kampus, biaya parkir dan tol sering jadi pengeluaran yang gak terlalu diperhitungkan. Soalnya nominalnya kecil, parkir Rp2 ribu di minimarket, Rp5 ribu di kantor, atau tol Rp10-15 ribuan sekali jalan. Tapi kalau dikalikan jumlah hari kerja atau frekuensi kamu keluar, jumlahnya bisa mengejutkan juga, lho!

Contohnya kalau parkir Rp5 ribu per hari dan tol pulang-pergi Rp20 ribu, itu udah Rp25 ribu sehari. Dalam sebulan bisa tembus Rp500-600 ribuan, bahkan lebih! Itu belum termasuk kalau kamu sering mampir atau muter-muter ke tempat lain. Jadi, penting juga buat masukin pos ini ke catatan pengeluaran kamu, karena nominalnya lumayan!

6. Kebutuhan ‘darurat’ yang gak direncanakan

ilustrasi payung (pexels.com/HuyPhan)

Kadang dalam hidup ada saja hal kecil yang tiba-tiba bikin kita harus keluar uang. Misalnya, kehujanan di jalan lalu beli payung dadakan, charger rusak pas lagi butuh-butuhnya, atau lupa bawa botol minum dan akhirnya beli air kemasan di minimarket. Kelihatannya sih cuma belanja kecil, tapi kalau kejadian kayak gini sering terjadi, bisa jadi lubang pengeluaran yang gak kelihatan.

Karena sifatnya mendadak, kita sering gak siap atau gak mencatatnya. Akhirnya di akhir bulan jadi bingung sendiri dan bertanya-tanya ke mana uangnya pergi. Padahal, bocornya ya dari pengeluaran dadakan seperti ini. Gak ada salahnya sedia barang-barang penting dari rumah atau punya dana kecil khusus buat hal-hal tak terduga. Biar gak terus-terusan nombok untuk hal yang sebenarnya bisa diantisipasi, ya!

7. Diskon dan promo yang menjebak

ilustrasi diskon (pexels.com/KaboomPics)

Siapa sih yang gak suka diskon? Promo “beli 1 gratis 1”, “flash sale 5 menit lagi”, atau “voucher rp50 ribu” sering banget bikin banyak orang kalap. Padahal, barang yang dibeli kadang gak terlalu dibutuhkan. Banyak orang cuma terdorong rasa takut ketinggalan alias FOMO, bukan karena butuh beneran.

Diskon dan promo memang bisa menguntungkan, asal dipakai dengan bijak. Tapi kalau setiap lihat promo langsung checkout, itu bisa jadi kebiasaan boros terselubung. Coba mulai biasakan nanya ke diri sendiri, apakah kamu beneran butuh barang itu atau cuma tergoda diskon saja. Dengan begitu, kamu bisa tetap hemat tanpa harus kehilangan momen belanja seru!

Mengatur keuangan bukan cuma soal menghindari belanja besar, tapi juga bijak terhadap pengeluaran kecil yang sering dianggap remeh. Justru dari hal-hal kecil inilah keuangan bisa bocor halus dan ujung-ujungnya bikin stres menjelang akhir bulan. Semoga artikel ini membantu kamu, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us