ilustrasi pesawat Boeing (unsplash.com/Luca Cavallin)
Boeing berawal pada tahun 1916 saat William E. Boeing mendirikan Aero Products Company setelah mengembangkan pesawat amfibi B&W bersama perwira Angkatan Laut AS, Conrad Westervelt. Setahun kemudian, perusahaan tersebut berganti nama menjadi Boeing Airplane Company dan memproduksi kapal terbang untuk kebutuhan Angkatan Laut selama Perang Dunia I.
Pada dekade 1920 hingga 1930-an, Boeing menjual berbagai jenis pesawat militer kepada pemerintah AS dan mengembangkan layanan pos udara. Pada 1928, William Boeing membentuk Boeing Airplane & Transport Corporation, lalu berganti nama menjadi United Aircraft and Transport Corporation pada tahun 1929.
Perusahaan mengakuisisi sejumlah produsen pesawat dan membentuk United Airlines pada 1931. Namun, akibat regulasi antimonopoli AS pada 1934, bisnis manufaktur pesawat harus dipisahkan dari operasional maskapai. Boeing Airplane Company menjadi salah satu dari tiga entitas baru hasil pemisahan tersebut.
Menjelang dan selama Perang Dunia II, Boeing membangun pesawat-pesawat terkenal seperti Model 247, Model 314, dan Model 307 Stratoliner. Di sektor militer, perusahaan memproduksi B-17 Flying Fortress dan B-29 Superfortress yang digunakan Sekutu. Setelah perang, Boeing terus memproduksi pesawat militer termasuk B-47 dan B-52 Stratofortress.
Untuk bersaing di pasar global, Boeing mengembangkan pesawat jet penumpang 707 yang mulai beroperasi pada 1958. Keberhasilan ini diikuti peluncuran 727 dan 737, yang kemudian menjadi pesawat komersial terlaris di dunia. Peluncuran pesawat 747 pada 1970 memperkuat posisi Boeing di pasar penerbangan jarak jauh, meski pengembangannya sempat menimbulkan tekanan finansial.
Pada 1960, Boeing mengakuisisi Vertol Corporation, produsen helikopter independen terbesar saat itu. Unit tersebut mengembangkan CH-47 Chinook dan CH-46 Sea Knight. Di bidang persenjataan, Boeing memproduksi rudal Minuteman dan AGM-86B/C sejak dekade 1960-an.