Ini Cara Melindungi Data Pribadi dari Peretas

Jangan sampai kita jadi korban cyberbullying ya

Jakarta, IDN Times - Keamanan data pribadi menjadi salah satu hal yang harus dipastikan pengguna internet. Ini dikarenakan ada banyak kerugian yang bisa dialami jika data pribadi sampai tersebar luas, dan dimanfaatkan pihak yang tak bertanggung jawab.

Berdasarkan data Truecaller Insight 2020, Indonesia menempati peringkat pertama sebagai negara dengan risiko spam terbesar di ASEAN dan menduduki peringkat enam dunia.

Baca Juga: 10 Dampak Negatif Internet yang Biasanya Gak Kamu Sadari

1. Indonesia rentan cyberbullying

Ini Cara Melindungi Data Pribadi dari PeretasIlustrasi Hacker (IDN Times/Arief Rahmat)

Laporan Truecaller tersebut menandakan Indonesia sangat rentan menghadapi kasus cyberbullying, berita hoaks, kejahatan siber, dan penipuan digital.

Data demografi pengguna teknologi digital di Indonesia menunjukkan dominasi kelompok usia muda dalam penggunaan teknologi digital.

"Jumlah ini terus melonjak tajam seiring dengan peningkatan jumlah pengguna smartphone," sebut Truecaller dalam rilis yang diterima IDN Times.

2. Literasi digital penting untuk cegah cyberbullying

Ini Cara Melindungi Data Pribadi dari PeretasIlustrasi Hacker (IDN Times/Arief Rahmat)

Guna mencegah terjadinya pelanggaran privasi dan keamanan data, diperlukan pemahaman dan keterampilan literasi digital yang memadai di antara para pengguna baru ini.

Literasi digital itu meliputi kemampuan untuk mengakses, mengelola, dan memahami informasi yang tersebar di media digital, disertai kemampuan dalam mengintegrasikan, mengkomunikasikan, serta mengevaluasi dan menciptakan informasi digital tersebut dengan aman.

Baca Juga: 7 Cara Gokil Jaga Privasi di Dunia Maya, Kebal Serangan Hacker

3. Cara melindungi data pribadi dari peretas

Ini Cara Melindungi Data Pribadi dari PeretasIlustrasi Hacker (IDN Times/Arief Rahmat)

Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk melindungi diri sendiri dari penipuan online, menurut Global Head of Corporate Communications Truecaller Hitesh Raj Bhagat:

1. Jangan pernah membagikan informasi keuangan kepada siapa pun, termasuk informasi sensitif yang tersimpan dalam email dan smartphone.

2. Jika hendak merespons panggilan telepon dari nomor tidak dikenal, gunakan Truecaller untuk memverifikasi identitas penelpon. Selain itu, juga bisa dengan melacak nomor telepon melalui website Truecaller.com setelah log in.

3. Selalu ingat bahwa ada lembaga atau pihak berwenang manapun yang akan menanyakan informasi sensitif seperti one-time passwords (OTP), pin kartu debit atau CVV melalui telepon. Pastikan identitas sebelum memutuskan membagikan informasi atau dokumen penting.

4. Jangan mudah percaya jika diminta untuk menginstall aplikasi di telepon atau perangkat. Aplikasi tersebut bisa saja aplikasi yang berpotensi menduplikasi data pribadi yang tersimpan di ponsel dan dapat mengambil alih akun-akun penting.

5. Hati-hati sebelum memutuskan mengunjungi sebuah link yang dibagikan di email dan SMS terutama yang berkaitan dengan transaksi keuangan. Link palsu yang dibagikan dapat memancing pengguna membagikan informasi penting.

6. Ketika melakukan pembayaran untuk transaksi digital, pastikan kredibilitas dan reputasi merchant.

7. Upayakan untuk tidak melakukan transaksi keuangan di jaringan yang tidak aman, seperti wifi publik yang mudah diretas.

8. Jika harus menggunakan komputer umum untuk beberapa transaksi keuangan, gunakan keyboard virtual (di layar) karena penekanan tombol dapat ditangkap melalui perangkat yang disusupi menggunakan perangkat lunak keylogger. Ubah kata sandi sesering mungkin.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya