Cara Mengatur Cash Flow yang Tepat dalam Merencanakan Keuangan

Yuk atur cash flow kamu untuk keuangan yang lebih baik

Jakarta, IDN Times - Pintar dalam mengatur cash flow atau arus kas menjadi salah satu keharusan yang dimiliki seseorang ketika ingin merencanakan keuangannya. Namun, bagaimana cara mengatur arus kas dengan baik?

Sales Development & Event Management Astra Life, Arief Lesmana, mengungkapkan pada prinsipnya mengatur arus kas atau cash flow tersebut adalah mengurangi pendapatan dengan pengeluaran.

"Cash flow ini perlu dilihat apakah surplus, defisit, atau sama," kata dia dalam media workshop bertema Kickstart Your Financial in 2022, di Jakarta, Selasa (14/12/2021).

Lantas bagaimana cara mengatur cash flow yang baik? Berikut ulasannya.

1. Membuat neraca keuangan

Cara Mengatur Cash Flow yang Tepat dalam Merencanakan Keuangan(IDN Times/Mardya Shakti)

Bagi kamu yang hendak merencanakan keuangan maka perlu membuat neraca keuangan dengan cara mencatat pendapatan dan pengeluaran tiap bulannya.

"Catatan keuangan dimulai dari pendapatan, baik yang tetap dan atau tidak tetap. Pendapatan itu nantinya dikurangi dengan pengeluaran," kata Arief.

Pengeluaran rutin per bulan biasanya terdiri dari utang atau cicilan, biaya hidup, uang pulsa, dan lainnya.

Baca Juga: Keuangan Membengkak saat Puasa? Coba 5 Tips Keuangan Ini 

2. Lihat hasil dari pengurangan pendapatan dengan pengeluaran

Cara Mengatur Cash Flow yang Tepat dalam Merencanakan KeuanganIlustrasi gaji (IDN Times/Arief Rahmat)

Dari neraca tersebut, nantinya diketahui hasil yang bisa jadi acuan apakah kondisi keuangan kamu dikategorikan sehat atau tidak.

"Kalau neraca keuangan kamu surplus, ya Alhamdulillah. Tapi, kalau defisit maka ada yang perlu dievaluasi lagi elemen-elemen pengeluaran lainnya. Mungkin ada yang bisa ditekan," ujar Arief.

3. Catat segala aset yang dimiliki

Cara Mengatur Cash Flow yang Tepat dalam Merencanakan Keuangan(IDN Times/Aditya Pratama)

Setelah membuat neraca keuangan, langkah berikutnya untuk mengatur cash flow adalah dengan mencatat segala aset yang dimiliki. Aset tersebut biasanya terdiri atas tunai, personal, dan investasi.

"Kalau banyak aset personal, itu mesti dievaluasi, karena cenderung buat apa dan justru malah bersifat konsumtif dan gak dipakai," kata Arief.

Baca Juga: Dana Darurat Bisa Jadi Uang Penyelamat Kala Hidup dan Mati

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya