Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Tips Menentukan Tujuan Investasi yang Realistis dan Terukur

Ilustrasi portofolio investasi (pexels.com/@rdne)
Ilustrasi portofolio investasi (pexels.com/@rdne)
Intinya sih...
  • Langkah pertama dalam menetapkan tujuan Investasi adalah dengan memahami terlebih dahulu kondisi keuangan secara menyeluruh, termasuk terkait pengeluaran pendapatan, utang, hingga aset yang dimiliki saat ini.
  • Setiap tujuan investasi harus dilengkapi dengan jangka waktu yang jelas agar nantinya strategi yang kamu pilih bisa lebih tepat sasaran.
  • Gunakan prinsip SMART (Spesific, Measurable, Achievable, Relevant, Time Bound) pada saat merumuskan tujuan agar nantinya tidak sampai mudah mengambang dan pada akhirnya

Menentukan tujuan investasi merupakan langkah awal yang sangat penting sebelum nantinya memulai perjalanan finansial jangka panjang. Tujuan yang jelas dan terukur tentu akan membantumu untuk lebih cermat dalam menentukan instrumen yang tepat, mengatur strategi yang akan dijalankan, hingga mengelola risiko dengan cara yang lebih bijak.

Masih banyak orang yang menetapkan tujuan investasi secara impulsif atau terlalu ambisius, sehingga tidak mempertimbangkan terkait kondisi keuangan dan juga profil risikonya. Oleh sebab itu, penting untuk memahami beberapa cara berikut ini untuk menentukan tujuan investasi yang bukan hanya realistis, tapi juga bisa dicapai secara terukur dan penuh konsisten.

1. Kenali kondisi keuangan dan kebutuhan pribadi

ilustrasi USD (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi USD (pexels.com/Pixabay)

Langkah pertama dalam menetapkan tujuan Investasi adalah dengan memahami terlebih dahulu kondisi keuangan secara menyeluruh, termasuk terkait pengeluaran pendapatan, utang, hingga aset yang dimiliki saat ini. Dengan mengetahui posisi finansialmu, maka kamu dapat memperkirakan seberapa besar dana tersebut dapat dialokasikan untuk keperluan investasi tanpa harus mengorbankan kebutuhan harian.

Penting untuk mencocokkan tujuan investasi dengan kebutuhan pribadi, seperti untuk keperluan pensiun dan pendidikan atau membeli rumah. Tujuan yang sesuai dengan kebutuhanmu dapat membantu untuk mempertahankannya dan tidak mudah goyah dalam menghadapi berbagai gejolak pasar yang mungkin tidak bisa diprediksi dengan mudah.

2. Tetapkan jangka waktu investasi secara spesifik

ilustrasi portofolio investasi (pexels.com/Yan Krukau)
ilustrasi portofolio investasi (pexels.com/Yan Krukau)

Setiap tujuan investasi harus dilengkapi dengan jangka waktu yang jelas agar nantinya strategi yang kamu pilih bisa lebih tepat sasaran. Contohnya investasi jangka pendek selama satu hingga tiga tahun tentunya memerlukan pendekatan yang berbeda jika dibandingkan dengan investasi jangka panjang yang waktunya bisa mencapai 10 hingga 20 tahun.

Jangka waktu akan sangat menentukan jenis instrumen investasi yang cocok, termasuk seperti instrumen dengan volatilitas rendah seperti deposito dan obligasi atau yang justru lebih agresif seperti saham. Setidaknya dengan menentukan tingkat waktu yang ada, maka kamu akan mengukur terkait progres dan juga menyesuaikan strategi apabila memang diperlukan.

3. Gunakan prinsip SMART untuk merumuskan tujuan

ilustrasi saham (unsplash.com/Viktor Forgacs)
ilustrasi saham (unsplash.com/Viktor Forgacs)

Gunakan prinsip SMART (Spesific, Measurable, Achievable, Relevant, Time Bound) pada saat merumuskan tujuan agar nantinya tidak sampai mudah mengambang dan pada akhirnya justru sulit dicapai. Contohnya daripada hanya mengatakan ingin kaya, tentu lebih baik kamu dapat merumuskan niat untuk mengumpulkan 100 juta dalam 5 tahun untuk keperluan biaya kuliah anak.

Tujuan dari SMART tersebut dapat membantumu untuk lebih fokus dan termotivasi karena memang ada parameter yang jelas dan juga telah diukur secara berkala. Selain itu, tujuan seperti ini dapat mempermudah proses evaluasi dan telah disesuaikan apabila memang terdapat perubahan kondisi di masa depan.

4. Perhitungan inflasi dan risiko investasi

Ilustrasi portofolio investasi (freepik.com)
Ilustrasi portofolio investasi (freepik.com)

Pada saat menetapkan tujuan sebaiknya kamu jangan sampai lupa untuk memasukkan terkait faktor inflasi dalam perhitungan agar nilai uang tetap relevan di masa mendatang. Contohnya biaya kuliah 5 tahun lagi tentunya akan jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan masa sekarang, sehingga target dana juga harus menyesuaikan dengan hal tersebut.

Kenali pula profil risiko pribadimu dan pastikan bahwa tujuan yang dibuat memang tidak melebihi batas toleransi risiko yang ada. Dengan mempertimbangkan terkait risiko dan juga inflasi secara matang, maka kamu akan memiliki ekspektasi yang lebih realistis terhadap hasil investasi tersebut.

Menentukan tujuan investasi yang realistis dan terukur bukan hanya sekadar menulis angka, namun juga memahami konteks finansial, kebutuhan, hingga strategi yang tepat. Dengan pendekatan yang terstruktur, maka tujuan finansial bukan hanya menjadi wacana, namun bisa benar-benar tercapai. Jangan lupa untuk selalu meninjau ulang terkait tujuan investasimu secara berkala agar tetap relevan dengan perubahan hidup dan kondisi pasar!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us