Tips Menabung untuk Siapkan Dana Haji sejak Jauh Hari, Bisa yuk!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menunaikan ibadah haji membutuhkan dana yang tidak sedikit. Mengumpulkan uangnya pun tidak bisa secara instan. Tentu saja perlu persiapan yang matang untuk merealisasikannya.
Nah, untuk membantu menyiapkan dana haji, ada beberapa tips yang dapat dicoba dari Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Dimas Ardhinugraha.
Berikut tips yang dapat dicoba!
Baca Juga: 4 Trik Perencanaan Keuangan buat First Jobber, Kuy Pelajari!
1. Atur ulang prioritas keuangan
Supaya dana haji dapat terkumpul sesuai waktu yang diharapkan dan jumlah yang dibutuhkan, kita harus mengisi pos dana haji secara disiplin dan rutin. Atur ulang prioritas keuangan. Jika pendapatan tidak bisa ditambah maka pengeluaran harus dikurangi.
Pilih pos-pos pengeluaran yang masih bisa dihemat, misalnya pos hiburan. Kurangi biaya atau frekuensi makan di luar rumah serta lebih selektif dan irit dalam berbelanja dan mengeluarkan uang.
Baca Juga: 13 Pengertian Asuransi Menurut Para Ahli, Beda dari Tabungan!
2. Pertimbangkan faktor inflasi
Editor’s picks
Calon jemaah haji harus mempertimbangkan faktor inflasi. Misalnya saja inflasi harga bahan bakar pesawat, hotel, perbedaan kurs mata uang dolar AS maupun riyal Saudi Arabia, dan lain sebagainya akan ikut meningkatkan biaya haji.
Selain itu juga perlu dialokasikan dana untuk pembuatan paspor, vaksin meningitis, serta jika dibutuhkan untuk suvenir atau oleh-oleh maupun uang jajan selama di sana.
Baca Juga: Pilih Menabung Dulu atau Beli Saham? Ini Penjelasannya
3. Biarkan uang bekerja untuk kita
Mengingat masa tunggu naik haji yang cukup panjang, jangan biarkan uang kita menganggur di rekening tabungan hingga tergerus inflasi. Reksa dana dapat dijadikan salah satu alternatif untuk menyimpan dan mengembangkan pos dana haji.
Lakukan diversifikasi pada beragam jenis reksa dana, mulai dari reksa dana pasar uang yang memiliki risiko relatif rendah, reksa dana pendapatan tetap dengan risiko yang sedang, hingga reksa dana saham yang memiliki risiko tinggi.
Patut diingat bahwa dalam investasi berlaku prinsip high risk high return dan low risk low return. Potensi keuntungan yang tinggi memiliki tingkat risiko yang juga tinggi. Demikian pula sebaliknya.
Jika waktu persiapan yang dimiliki cukup singkat, misalnya sekitar 1-2 tahun, simpan di instrumen dengan risiko yang relatif rendah. Jika masih sangat panjang, di atas 10 tahun, silakan perbanyak porsi di reksa dana saham.