Rupiah Menguat Seharian, Dipicu Aliran Modal ke Pasar Saham

Menguat 15 poin

Jakarta, IDN Times - Pada akhir perdagangan Rabu (13/3/2024), nilai tukar rupiah berhasil mempertahankan penguatan terhadap dolar AS. Mata uang Garuda menguat ke Rp15.575 per dolar AS pada sore hari.

Berdasarkan data dari Bloomberg, tercatat nilai rupiah mengalami penguatan sebesar 15 poin atau 0,10 persen saat penutupan.

Baca Juga: Kenapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Jawabannya

1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI

Pada Rabu (13/3/2024), nilai tukar rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) juga mengalami penguatan ke Rp15.576 per dolar AS.

Hal itu menandai peningkatan nilai rupiah dari posisi sebelumnya pada Jumat (8/3/2024) yang berada di Rp15.603 per dolar AS, dengan perbedaan sebesar 27 poin yang menunjukkan penguatan mata uang rupiah.

Baca Juga: Harga Nominal: Pengertian, Nilai Tukar dan Harga Saham

2. Rupiah menguat di tengah kenaikan inflasi AS

Rupiah berhasil menguat di tengah potensi pelemahan terhadap dolar AS, seperti yang dikemukakan pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra.

Dia semula mengindikasikan kemungkinan terjadi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini, yang dipicu data inflasi konsumen AS periode Februari yang dirilis kemarin.

Data tersebut menunjukkan kenaikan yang melebihi perkiraan pasar, yang dapat memunculkan ekspektasi bahwa bank sentral AS atau Federal Reserve (the Fed) akan menunda pemangkasan suku bunga acuannya. Tindakan itu berpotensi menguatkan dolar AS terhadap mata uang lainnya, termasuk rupiah.

Sebaliknya, jika data menunjukkan potensi penurunan inflasi, ekspektasi pemangkasan suku bunga dapat meningkat, yang dapat melemahkan dolar AS.

“Bila rilis data mengindikasikan inflasi AS sulit turun, ekspektasi pemangkasan berkurang, dolar AS menguat dan sebaliknya,” tambah Ariston.

Baca Juga: Rupiah Menguat Lawan Dolar AS Pagi Ini, Berpotensi Balik Arah

3. Rupiah menguat dipicu adanya aliran masuk investasi di pasar saham

Pengamat pasar keuangan, Lukman Leong menyatakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami penguatan karena adanya aliran masuk (inflow) investasi di pasar saham, yang kemudian mempengaruhi sentimen positif para investor.

Artinya, investor asing atau domestik membeli saham atau aset di pasar keuangan Indonesia, yang pada gilirannya mendorong permintaan terhadap rupiah dan menyebabkan penguatan nilai tukarnya terhadap dolar AS.

“Rupiah menguat terhadap dolar AS oleh inflow bursa ekuitas di tengah sentimen positif investor,” tambah Lukman.

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya