Wamen BUMN Ungkap Belum Ada Investor Strategis untuk BSI

Porsi kepemilikan saham publik di BSI akan ditambah

Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (Wamen BUMN), Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan  soal rencana masuknya investor strategis dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI (BRIS).

Ia menjelaskan akan meningkatkan kepemilikan saham publik di BSI dengan mendorong investor berasal dari dalam negeri. Sebab, investor strategis dari Timur Tengah yang sebelumnya digadang-kadang akan masuk, disebut Tiko, belum cocok.

“BSI kita mungkin tambah kepemilikan porsi publiknya, karena memang private investor di Timut Tengah belum ada yang ideal jadi kita akan dorong float di lokal,” ujar Tiko kepada wartawan di Hotel Fairmont Jakarta, Selasa, (21/5/2024).

Baca Juga: BSI Rombak Jajaran Direksi dan Komisaris, Ini Susunan Terbaru

1. BSI sudah punya saham Dwiwarna

Wamen BUMN Ungkap Belum Ada Investor Strategis untuk BSIilustrasi saham (pexels.com/Alesia Kozik)

Tiko pun menyebut pemerintah sudah menguasai BSI melalui saham Dwiwarna, yang merupakan saham yang dimiliki khusus oleh Negara Republik Indonesia. 

“Sudah ada saham Dwiwarna. Jadi sebenarnya efektif sudah kita kontrol melalui saham Dwiwarna kita,” ungkapnya.

2. Kepemilikan saham publik capai 9,87 persen

Wamen BUMN Ungkap Belum Ada Investor Strategis untuk BSISuasana Bank Syariah Indonesia (IDN Times/Umi Kalsum)

Per 30 April 2024, kepemilikan saham publik sebesar 9,87 persen. Porsi sebanyak 51,47 persen saham dipegang oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), sedangkan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) 23,24 persen dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 15,38 persen.

Baca Juga: BSI Tembus Top 10 Global Islamic Bank, Erick: Lebih Cepat dari Target!

3. Pencarian investor strategis BSI untuk ekspansi

Wamen BUMN Ungkap Belum Ada Investor Strategis untuk BSIMenteri BUMN, Erick Thohir. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Sebelumnya, Menteri BUMN, Erick Thohir berkunjung ke Doha, Qatar dengan tujuan untuk mencari mitra kerja untuk sejumlah BUMN, terutama untuk PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI.

Pencarian investor strategis untuk BSI itu masih berlanjut sejak tahun lalu. Erick mengatakan sejauh ini, pertemuan-pertemuan yang telah dilakukannya masih bersifat penjajakan. Erick menuturkan tujuan utama mencari investor strategis BSI ialah melakukan ekspansi di luar negeri.

Saat ini, BSI memang tengah berproses membuka cabang di Arab Saudi. Namun, pencarian investor strategis itu juga harus mendorong bisnis BSI di Indonesia, melihat masih banyak peluang ekonomi syariah yang belum tersentuh.

"Keuangan syariah ini punya potensi tumbuh yang menjanjikan. Jadi jawabannya bisa (ekspansi) di dalam dan luar negeri, karena potensi market domestik masih besar," ucap Erick.

Nantinya, calon investor strategis ditargetkan menjadi pemegang sebagian saham BSI. Erick mengatakan, ada peluang BUMN melepas 20 persen saham BSI ke calon investor strategis tersebut.

Persentase itu diambil dari porsi kepemilikan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau BRI, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) atau BNI. Saat ini, BNI sendiri mengantongi 23,24 persen saham BSI, dan BRI sebanyak 15,38 persen.

"Up to 20 percent, BRI dan BNI mix," kata Erick.

Baca Juga: 3 Cara Tarik Tunai Tanpa Menggunakan Kartu ATM BSI

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya