3 Penyebab Reksa Dana Naik-Turun, Catat Ya!  

Ada kondisi ekonomi makro hingga fundamental perusahaan

Jakarta, IDN Times - Seperti instrumen investasi lainnya, nilai reksa dana bisa mengalami kenaikan atau penurunan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan dan penurunan tersebut.

Terutama, reksa dana saham yang kinerjanya mengikuti pergerakan saham. Seperti yang diketahui, nilai saham sangat fluktuatif. Maka dari itu, di antara jenis produk reksa dana yang ada, reksa dana saham merupakan produk dengan risiko lebih tinggi.

Berikut tiga penyebab naik turunnya nilai reksa dana saham.

1. Permintaan dan penawaran

3 Penyebab Reksa Dana Naik-Turun, Catat Ya!  Ilustrasi Investor (IDN Times/Aditya Pratama)

Dikutip dari situs resmi DBS, Selasa (5/9/2023), faktor permintaan dan penawaran paling berpengaruh pada nilai reksa dana saham yang dimiliki.

Pada saat permintaan tinggi, maka harga saham yang menjadi membentuk portofolio reksa dana saham pun akan meningkat. Sebaliknya, pada saat penawaran tinggi, maka harga justru akan menurun.

Permintaan tinggi adalah posisi saat investor saling berebut membeli produk reksa dana saham tersebut. Sedangkan penawaran tinggi adalah kondisi ketika investor ramai-ramai menjual produk reksa dana saham tersebut.

Baca Juga: Apakah Reksa Dana Bisa Rugi? Ini 4 Langkah Mencegahnya

2. Fundamental perusahaan

3 Penyebab Reksa Dana Naik-Turun, Catat Ya!  ilustrasi perusahaan (IDN Times/Aditya Pratama)

Reksa dana saham yang minimal 80 persen dari aktivanya berbentuk efek bersifat ekuitas akan sangat dipengaruhi oleh fundamental perusahaan.

Ketika saham perusahaan tersebut memiliki fundamental yang baik, pasti harganya meningkat atau sebaliknya. Fundamental perusahaan itu sendiri bisa berubah tergantung kebijakan tertentu dari perusahaan atau pemerintah.

3. Kondisi perekonomian

3 Penyebab Reksa Dana Naik-Turun, Catat Ya!  ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Faktor ketiga adalah kondisi ekonomi makro. Contohnya, ketika Bank Indonesia (BI) mengubah suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR). Atau juga kebijakan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed).

Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing turut menjadi penyebabnya. Investasi reksa dana mungkin saja akan untung ketika rupiah menguat yang membuat kinerja perusahaan yang dipilih jadi meningkat. Beban utang mata uang asing yang berkurang pada perusahaan tersebut bisa jadi alasannya.

Baca Juga: Mau Investasi Reksa Dana tapi Bingung? Simak Tips Ini!

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya