5 Cara 'Sulap' Makanan Kaki Lima Jadi Bisnis Kuliner Sekelas Resto!

Jangan hanya ikuti tren ya

Jakarta, IDN Times - Mendongkrak bisnis makanan kaki lima menjadi sekelas restoran rupanya bukan hal mustahil. Itulah yang dilakukan pebisnis kuliner lokal, Julius Putranto Komang. Pemilik Penyetan Cok ini, berhasil mengembangkan bisnis makanan yang didirkannya sejak 2014.

Menu makanan di Penyetan Cok umumnya dijumpai di tenda kuliner kaki lima, yakni penyetan. Dengan jurusnya, kini penyetan yang dia buat sekelas dengan makanan di restoran berskala internasional.

"Penyetan Cok sebagai brand lokal asli Surabaya ingin mengangkat kekayaan lokal melalui nikmatnya kuliner asli nusantara. Dimulai dari mimpi sederhana untuk membawa menu penyetan 'naik kelas', kami memberikan sentuhan modern dengan cita rasa legendaris," kata Julius dikutip dari keterangan resmi Shopee Indonesia, Rabu (10/11/2021).

Kini, Julius telah memiliki 50 cabang Penyetan Cok di Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Semarang, Solo, dan Jabodetabek. Dia mengatakn mengatakan kualitas rasa selalu menjadi komitmen nomor satu.

"Di samping itu, kami juga tidak pernah berhenti untuk melakukan inovasi agar dapat mengikuti perkembangan zaman dan memenuhi kebutuhan pelanggan, mulai dari jenis menu, interior restoran, hingga kemudahan pelanggan dalam bertransaksi melalui adopsi pembayaran digital,” tutur dia.

Apa resep Julius hingga bisnis makanannya bisa berkembang pesat dan naik kelas?

Baca Juga: 5 Instrumen Investasi yang Bisa Dicairkan buat Dana Darurat

1. Jangan hanya berpaku pada tren

5 Cara 'Sulap' Makanan Kaki Lima Jadi Bisnis Kuliner Sekelas Resto!Ilustrasi Media Sosial. (IDN Times/Aditya Pratama)

Cara pertama adalah menemukan potensi kuliner di sekitar tempat tinggal. Dia berpesan agar pebisnis jangan hanya berpaku pada tren.

Dia sendiri memang tak mengikuti arus tren viral. Buktinya, Penyetan Cok mengawali bisnis kuliner dengan memaksimalkan bahan makanan tradisional, yakni cabai dan rempah-rempah pilihan.

Julius menuturkan kunci dari bisnis kuliner yang langgeng adalah menyediakan makanan andalan yang dapat bertahan lintas zaman, serta cocok dengan selera seluruh masyarakat Indonesia.

“Tren hanya akan bertahan dalam jangka waktu yang relatif pendek. Sebagai orang Indonesia, hidangan nasi dan sambal itu sudah menjadi identitas. Banyak yang bilang, gak nendang kalau gak makan pakai sambal. Berangkat dari hal tersebut, kami mulai dengan sesuatu yang simpel tapi everlasting seperti penyetan,” tutur Julius.

2. Jalin hubungan baik dengan pelanggan agar tercipta keakraban

5 Cara 'Sulap' Makanan Kaki Lima Jadi Bisnis Kuliner Sekelas Resto!Ilustrasi Bisnis. (IDN Times/Aditya Pratama)

Cara kedua adalah menjalin hubungan baik agar tercipta keakraban dengan pelanggan. Julius percaya bahwa pelayanan after sales penting dalam membangun loyalitas pelanggan. Jika pelanggan sudah loyal, artinya mereka merasa nyaman setiap berkunjung ke gerai.

“Kami terus mencari tahu apa yang disukai pelanggan sehingga mampu membuat program promosi untuk mendorong pelanggan berkunjung kembali yang termasuk voucher, produk gratis, hingga cashback menarik dari pembayaran digital seperti ShopeePay. Hal-hal seperti ini penting untuk menjaga relasi yang baik dengan pelanggan setia," ucap dia.

Baca Juga: 9 Cara Memulai Bisnis Makanan, Prospeknya Jangka Panjang!

3. Fokus pada pondasi bisnis dan pengembangan SDM

5 Cara 'Sulap' Makanan Kaki Lima Jadi Bisnis Kuliner Sekelas Resto!Ilustrasi Bisnis. (IDN Times/Aditya Pratama)

Cara ketiga adalah membangun pondasi yang kokoh agar dapat menciptakan bisnis yang berumur panjang. Sebenarnya, langkah ini harus dilakukan sejak awal memulai bisnis.

Adapun pondasi yang kokoh antara lain mengelola modal dan pengeluaran, merancang promosi yang kreatif, serta optimalisasi pengembangan sumber daya manusia. Sudah selayaknya para karyawan mendapatkan perhatian lebih pada pengembangan soft skill dan hard skill. Sebab, karyawan juga merupakan aset terpenting yang akan berperan pada perkembangan bisnis kedepannya.

“Pelatihan baik dari internal dan eksternal juga sangat bermanfaat agar karyawan bisa menghasilkan output yang konsisten. Itulah alasan mengapa hingga kini kami belum menerapkan sistem franchise karena kami ingin memastikan kualitas produk dan layanan yang konsisten di seluruh cabang demi kepuasan pelanggan,” lanjut Julius.

4. Lakukan inovasi dengan kearifan lokal untuk menghadirkan pengalaman unik bagi pelanggan

5 Cara 'Sulap' Makanan Kaki Lima Jadi Bisnis Kuliner Sekelas Resto!ilustrasi bisnis (IDN Times/Aditya Pratama)

Julius mengatakan kondisi di industri makanan dan minuman dinamis, artinya mengikuti ragam perubahan pada tren masyarakat. Untuk itu, pelaku bisnis perlu mengedepankan adaptasi dan inovasi agar tidak tertinggal.

Adapun bentuk nyatanya seperti yang dilakukan Julius pada bisnisnya itu, yakni menghadirkan menu-menu khas nusantara yang tengah menjadi favorit masyarakat Indonesia, seperti Ayam Geprek, Se’i Sapi, dan lainnya. Hingga saat ini, Penyetan Cok memiliki 50 menu bernuansa lokal dan 20 jenis sambal yang menjadi favorit banyak orang.

Tak hanya itu, kearifan lokal juga dimanfaatkan untuk memberikan pengalaman unik pada pelanggan.

Baca Juga: Apa Tren Terbaru Bisnis Kuliner Online? Ini Hasil Riset Grab!

5. Ekosistem digital bisa tingkatkan peluang bisnis

5 Cara 'Sulap' Makanan Kaki Lima Jadi Bisnis Kuliner Sekelas Resto!Ilustrasi transaksi digital. (IDN Times/Aditya Pratama)

Di tengah pandemik, optimalisasi platform digital menjadi kunci bagi bisnis. Mulai dari media sosial, layanan pesan antar makanan, hingga pembayaran digital seperti ShopeePay.

“Tak hanya bermanfaat bagi pelanggan yang dapat merasakan keuntungan cashback, kampanye tanggal cantik yang rutin diselenggarakan oleh ShopeePay juga sangat menguntungkan pelaku usaha seperti kami. Berkaca dari kampanye tanggal cantik ShopeePay sebelumnya, transaksi menggunakan ShopeePay di gerai kami bisa meningkat hingga lebih dari dua kali lipat,” tutur Julius.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya