BI Minta Bank Turunkan Suku Bunga Kredit buat Dongkrak Dunia Usaha

Penurunan suku bunga kredit bank bisa membantu dunia usaha

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) meminta perbankan bisa terus menurunkan suku bunga kredit, seiringan dengan keputusan bank sentral tersebut mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5 persen. Hal itu disampaikan sebagai upaya mendorong dunia usaha.

"Bank Indonesia mengharapkan perbankan untuk terus melanjutkan penurunan suku bunga kredit sebagai bagian dari upaya bersama untuk mendorong kredit kepada dunia usaha," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam penyampaian hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG), Kamis (22/7/2021).

Baca Juga: Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan Tetap 3,5 Persen

1. Suku bunga kredit perbankan turun terus tapi terbatas

BI Minta Bank Turunkan Suku Bunga Kredit buat Dongkrak Dunia UsahaIlustrasi Bank (IDN Times/Arief Rahmat)

BI menilai suku bunga kredit perbankan memang terus menurun, tetapi masih terbatas. Padahal, suku bunga kebijakan moneter tetap rendah, dan likuiditas di perbankan masih longgar. 

Perry menjabarkan di pasar uang dan pasar dana, suku bunga PUAB overnight telah menurun 153 basis poin (bps) sejak Mei 2020 menjadi 2,79 persen. Lalu, suku bunga 1 bulan deposito perbankan juga turun hingga 209 bps sejak Mei 2020 3,6 persen pada Mei 2021.

Sementara itu di pasar kredit, Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) perbankan juga terus menurun meski dengan besaran respons yang lebih terbatas, yaitu menurun sebesar 169 bps sejak Mei 2020 menjadi 8,86 persen pada Mei 2021. 

"Harga Pokok Dana untuk Kredit (HPDK) menjadi pendorong utama penurunan SBDK, sementara peningkatan margin keuntungan masih berlanjut pada kelompok KCBA dan bank BUMN," tutur Perry. 

2. Premi risiko perbankan turun

BI Minta Bank Turunkan Suku Bunga Kredit buat Dongkrak Dunia UsahaIlustrasi Bank Syariah. (IDN Times/Aditya Pratama)

BI juga mencatat adanya penurunan premi risiko perbankan. Hal ini mengindikasikan persepsi risiko perbankan terhadap dunia usaha yang cenderung membaik. 

"Penurunan premi risiko tersebut mendorong penurunan suku bunga kredit baru di hampir semua kelompok bank, kecuali kelompok BUSN," ucap Perry. 

Berdasarkan jenis kredit, penurunan suku bunga kredit baru paling dalam terjadi pada jenis kredit mikro, dan kredit investasi serta modal kerja.

Baca Juga: Kenali 8 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional Ini

3. Kecukupan modal perbankan

BI Minta Bank Turunkan Suku Bunga Kredit buat Dongkrak Dunia UsahaIlustrasi Uang. (IDN Times/Aditya Pratama)

Perry mengatakan hingga Mei 2021 rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) masih tetap tinggi, yakni sebesar 24,28 persen. Kemudian, rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) masih terjaga, yakni 3,35 persen (bruto) dan 1,1 persen (neto). 

Perry menuturkan intermediasi perbankan mulai tumbuh positif meskipun belum kuat yaitu sebesar 0,59 persen (yoy) pada Juni 2021 karena kondisi likuiditas yang tetap longgar dan penurunan suku bunga kredit baru.

"Perbaikan ini didorong oleh mulai membaiknya permintaan kredit seiring dengan berlanjutnya pemulihan kinerja dan aktivitas korporasi, rumah tangga dan UMKM," ucapnya. 

Dari sisi suplai, pertumbuhan kredit yang mulai positif tersebut didorong oleh mulai melonggarnya index of lending standard.

Lebih lanjut, BI memprediksi pertumbuhan kredit akan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada kuartal III-2021. Pasalnya, kegiatan ekonomi menurun akibat pembatasan mobilitas masyarakat, dan akan kembali meningkat pada kuartal IV-2021. 

"Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan kredit pada 2021 menjadi 4-6 persen dan pertumbuhan DPK (Dana Pihak Ketiga) menjadi 6-8 persen," kata Perry.

Baca Juga: Minat Kerja di Bank? Ini Daftar Gaji 5 Bank Besar di Indonesia

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya