TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[PUISI] Memilih untuk Diam

Bukankah percuma bicara bila hanya berujung dibungkam?

ilustrasi diam (pexels.com/Kat Smith)

Keegoisan tak lagi terbendung
Luka semakin murung
Senyum ceria terseret ombak dan terapung
Cemoohan belum juga berhenti mendengung

Kini diriku seolah terombang-ambing
Terhempas, juga terasing
Habis sudah tatapan bening
Air mata pecah berkeping-keping

Tak ada lagi yang dapat dibicarakan
Tabir telah tersingkapkan
Terungkap sudah seluruh kepalsuan
Apakah engkau masih saja mengelak dan memberi sanggahan?

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Bekas luka yang terlampau dalam
Memaksa kau memilih untuk diam
Biar saja semua berubah jadi kelam
Aku ingin melebur dalam pekat malam

Apakah dirimu paham arti lelah?
Atau sebenarnya engkau telah kehilangan arah?
Entahlah!
Aku tak peduli lagi dengan kelanjutan kisah

April 2022

Baca Juga: [PUISI] Tentang Puisi

Verified Writer

Mohammad Azharudin

Anak muda biasa yang suka belajar

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya