[PUISI] Gerak Terakhir di Bawah Bintang

Di malam yang kelam, tarian perpisahan bersemi

Di antara cahaya gemerlap, kita berdua bersama dalam irama yang melankolis. Langkah kita mengikuti, menyusuri lorong-lorong waktu menuju perpisahan.

Dalam gerak gemulai, kenangan mengalun indah seperti daun-daun gugur yang melayang perlahan. Tarian kita seperti kisah yang tak akan terlupakan. Di dalam ingatan kita, ia selalu hidup, abadi.

Namun, malam ini, di bawah bintang yang bersinar, kita berdansa untuk terakhir kalinya dalam pelukan akhir. Meski perpisahan datang, kita masih bersatu dalam jiwa. Tarian ini adalah cinta kita yang tak akan pernah pudar.

Tarian perpisahan menjadi simbol kepergian yang pahit, namun, juga cerminan persahabatan yang abadi. Di dalam hati kita, api persaudaraan akan selalu menyala meski jarak memisahkan. Kita tetap satu dalam jiwa.

Malam ini kita menari untuk mengenang yang telah kita lalui. Kita membiarkan tarian ini menjadi kenangan yang indah. Tarian perpisahan. Dalam setiap geraknya mengatakan, bahwa kita akan selalu bersatu meski di ujung dunia yang berjauhan.

Baca Juga: [PROSA] Singgah yang Selangkah

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Ari Nofal Alatas Photo Verified Writer Ari Nofal Alatas

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya