[PUISI] Centang Dua Biru
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Baterai sudah penuh
Sudah dua teh yang diseduh
Pikirnya, sudah cukup waktu berteduh
Ia usap bekas lipstiknya, bernapas penuh keluh
Hujan sudah mulai reda, ia tak terburu
Pandangannya di luar jendela sana, menunggu
Sudah terlalu lama memendam rindu
Yang ia genggam, membisu
Langit kini sudah seperti hatinya, biru
Ingin katakan kecewa, malu
Tak ingin digampangkan seperti dulu
Tapi takut memulai yang baru
Sudah korbankan semua yang perlu,
Waktunya telah khusus untuk satu
Walau seperti ini, selalu
Berusaha mengerti, terlalu
Berharap terhubung, takut mengganggu
Temannya hanya lagu, atau buku
Sejak kamu hadir saat itu
Ruang bahagianya terbelenggu
Hanya dalam senda guraumu
Suara gawainya baginya merdu
Meski ia tahu belum tentu
Waktu lebih lama di hari Minggu
Kuat, tapi sampai kapan mampu
Bukannya ia pencemburu
Kadang ia ragu
Mempertanyakan artinya bagimu
Cuma centang dua biru
Baca Juga: [PUISI] Si Tanpa Nama
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.