[PUISI] Rinai Pilu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tetesan curah rindu bersemayam dalam diam
Mengantarkan senja yang telah lama tergenang
Di bawah pamflet wajahmu ku terngiang
Walau hati sudah melegam
Sendiri rasa ini ketika namamu disebut
Asmaraloka saat itu pun mengikut
Aksa diri telah habis untuk tangis
Banjir relungku setelah jiwa terkikis
Ampun sudah aku, menitih sejuta harap romansa
Biar Tuhan saja yang menentu
Aku sudah hilang asa dibuatnya
Biar saja doa jadi dinding pilu
Baca Juga: [PUISI] Penoreh Luka
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.