[PUISI] Senyapku ialah Bersuara

Kelak, kau akan mendengarnya

Kau terus bertanya,
Kenapa kau selalu diam, Anakku?
Tidakkah kau ingin bersuara walau hanya sebentar?

Kau terus menerka,
Ah, mungkin ia terlalu lelah
Biasanya, ia juga banyak bicara

Tanpa benar-benar paham mengapa,
kau menghakimi dengan suara
Tanpa benar-benar acuh untuk sekadar tanya,
Apa yang membuatmu diam, Anakku?

Hari-hari kulantunkan dengan senyap,
melihat tanpa batas,
mengamat-amati ditemani sepi tak berujung.
Meski aku tahu di sana, jauh di dalam sana,
dalam kepalaku timbul berbagai macam suara,
yang nahasnya,
selalu kulontarkan dalam diam

Baca Juga: [PUISI] Ritus Monolog

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Caroline Graciela Harmanto Photo Verified Writer Caroline Graciela Harmanto

sedang mengetik ...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya