[PUISI] Sepatah Nelangsa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bila sejenak rindu tak mengenal rumah
Diri pun menyusuri kilatan nelangsa
Terjebak jalan tak berujung
Membawa setitik goretan pena masa lalu
Satu-satunya batu yang diharapkan bernapas
Tapi di sekelilingnya tak lain buliran tembaga
Membandingkan siapa yang jadikan dambaan
Di balik tembok yang masih terkunci rapat
Helaan keringat yang membaui dimensi
Berpeluh dinginkan para kepala batu
Sisakan doa yang terapal dalam dendam
Membiasakan kunjungan pengangkat derajat
Boleh saja mengirikan pesendok emas
Kecil harapan menjadikan mereka rumah
Dengan tangga berisi penuh jabatan
Melanggengkan putaran kehidupan tak berpihak
Dulu mengharap mendaki tebing penuh nama
Tak peduli cicitan dari bawahnya tangga
Namun dewasa jauh dari lengkungan
Di akhir kisah tak pernah ada sambutan
Baca Juga: [PUISI] Hampir Berubah
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.