[PUISI] Abadi dalam Bungkus Kafanmu

Jika itu yang bisa membuat kita menyatu

Aku kerap membenci dunia

Setiap kali membayangkan hari-harimu berlanjut tanpa aku

Bagimu, darah tetap merah

Daun tetap hijau

Sementara detik di hidupku berkarat

Tak lagi pernah bergulir

Sungguh aku pun tak memberinya izin

Jika detik itu ingin bergulir maju

Meninggalkan lampau yang semakin jauh

Memaksakan kenang untuk dibuang

Dan aroma kita menjadi demikian usang

Aku merapal agar terseret ke belakang

Lalu membeku dan lekang

Hidup di detak nadimu

Lalu abadi dalam bungkus kafanmu

 

Baca Juga: [PUISI] Terbuai Pujian 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Fatimah Ridwan Photo Verified Writer Fatimah Ridwan

75% Introvert

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya