[PUISI] Kidung Perpisahan meski Luka Menyayat Perih

Perpisahan jalan terbaik dari hubungan yang tak lagi wajar

Lagi-lagi aku kehilangan gairah saat fajar memendar
Aroma kopi yang menusuk penciuman tak mempan merayu
Tetap saja, badanku tak melunak
Aku memilih betah menyendiri dalam kamar berkabut resah

Pijar mataku berlirih suram laiknya hatiku yang meragu
Sukmaku mengasa dendam meramu segumpal benci
Kian penuh, memancing amarah
Dua bola mataku menatap nanar

Pikiran berkelana di belantara dilema
Tak ada syahdu tentramkan kalbu
Detak nadiku gaduh, tubuh penuh peluh keluh

Semuanya usai, sirna seiring derai air mata di tebing pipiku yang membasah
Hidup serba runyam, luka menyayat perih
Selamat berpisah!!

Baca Juga: [PUISI] Sebuah Puisi untuk Arga

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Fransiskus Adryanto Pratama Photo Writer Fransiskus Adryanto Pratama

Sekadar menumpahkan resah dalam aksara

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya