[PUISI] Kala Amarah Merajam Tanpa Arah
![[PUISI] Kala Amarah Merajam Tanpa Arah](https://cdn.idntimes.com/content-images/community/2023/01/pexels-photo-635356-f8c00be870f9f6eb89fb8feef207111d_600x400.jpeg)
Dikisahkan sepasang manusia
Yang amat bahagia lagi raharja
Kebaikan nyalar menyertai
Bagai mentari yang hangat membelai
Pertiwi.
Harimau tak luput dijaganya
Tumbuh kuat lagi perkasa
Melindungi gerha, mencumbu anaknya
Terlancap cinta ia pada mereka
Sampai dikisahkan pula tentang amarah
Selepas bekerja dan kembali ke gerha
Terperanjat sepasang manusia itu
memandang mulut harimau yang berdarah
Sedang ekornya mengibas-ibas manja
Maka, amarahlah yang menguasai masa
Berbaur dengan kesangsian dan prasangka
Mendakwa bahwa anaknya habis ditelan
Hingga membuatnya puas lagi kenyang
“Keparat!”
Teriak manusia itu dengan wajah merah
Ditebaskannya golok itu ke leher harimau
Gugurlah kebencian itu bersama darah
Menggenang di antara musibah
Malang telah kadung terbuka
Dan takdir tak bisa kembali semula
Menyesallah sepasang manusia itu
Kala melihat anaknya tengah tertidur lelap
Sedang di sampingnya tergeletak ular
Tak berdaya
Maka, benarlah petuah lama itu
Bahwa penyesalan selalu hadir
Di akhir kisahnya.
Baca Juga: [PUISI] Memutar Arah
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.