[PUISI] Cermin Rapuh yang Kehilangan Bayangan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Suaraku bagai derap langkap dalam kesunyian malam
Seakan dirimu adalah kaca pada cantik bingkai pigura
Namun nyatanya dirimu sekuat baja
Sedangkan diriku cermin rapuh yang kehilangan bayangannya
Jika saja harum napasku layaknya wangi bunga di taman atau juga di pinggir jalan
Bukan sekadar aroma pengharum ruangan
Kita akan saling menyapa dan bersentuhan
Tanpa ragu dan memakan banyak waktu, bergandengan
Selayaknya manusia walau banyak versi kita entah dari mana saja dan juga apa saja
Mata kita akan beradu tanpa sibuk mengembara
Nyatanya kata-kataku terlalu cepat menguap di dalam kepala
Sebelum berhasil menjangkau mereka
Aku adalah manusia, dari segala bentuk kesedihan dunia
Berasal dari ingatan terdalam yang tak menguarkan aroma
Maka kita tak perlu bertukar kata
Meski angin berderu membisikannya
Maka maafkan jika ragaku mengabaikannya
Meski banyak yang menuntut tanya
Nyatanya terkadang ragaku terlalu jenuh
Tentang segala hal yang angin bisikan
Nyatanya aku terus menderap
Bagai cermin rapuh yang kehilangan bayangan
Baca Juga: [PUISI] Demi Bertahan Hidup
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.