[PUISI] Terlalu Larut Mendamba
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pekat malam menjadi saksi kita
Mengutuk cermin dan memuja dinding
Pagi hingga sore hilang waras
Aku tak ubahnya seperti pejuang berlaras
Terus berjalan di balik bayang samar
Suatu saat di masa depan yang dulu didamba
Seakan jalan buntu tak ada habisnya
Mendorong lebih dalam, menjauh dari wajah mereka
Tawaku lepas untuk kemudian habis dikekang gulana
Dengan lutut bertekuk dan hati yang gundah
Tiap jengkal tubuhku tak henti bertanya
Kapan melupa dan angkat kepala
Sebab sudah terlalu larut mendamba
Baca Juga: [PUISI] Pesona Fatamorgana
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.