[PUISI] Terlalu Larut Mendamba

Setiap waktu menyapa

Pekat malam menjadi saksi kita
Mengutuk cermin dan memuja dinding
Pagi hingga sore hilang waras
Aku tak ubahnya seperti pejuang berlaras
Terus berjalan di balik bayang samar

Suatu saat di masa depan yang dulu didamba
Seakan jalan buntu tak ada habisnya
Mendorong lebih dalam, menjauh dari wajah mereka
Tawaku lepas untuk kemudian habis dikekang gulana

Dengan lutut bertekuk dan hati yang gundah
Tiap jengkal tubuhku tak henti bertanya
Kapan melupa dan angkat kepala
Sebab sudah terlalu larut mendamba

 

Baca Juga: [PUISI] Pesona Fatamorgana 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Irde Sira Photo Verified Writer Irde Sira

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya