[PUISI] Perjuangan Kaktus di Gurun Tandus

Hidup dalam pekatnya debu

Tumbuh dengan tubuh yang penuh duri
Tak membuatnya ragu untuk tegar berdiri
Dengan akar panjang penopang kehidupan
Merasa yakin dengan kemakmuran masa depan

Sekuat batu-batu keras di gurun pasir kering
Walau badai sering membuat posisinya miring
Di tengah tempaan panas matahari yang membakar
Mencoba menjadi indah di antara rimbunan belukar

Hidup dalam periode musim kering yang terbilang panjang
Akar, batang, dan daun bersama menyimpan air penunjang
Pada setiap tetesan air hujan yang sesekali turun menyapa
Menugaskan penyerapan pada jaringan spons yang menyamarkan rupa

Orang memandangnya sebagai si tak berdaun yang tak sempurna
Sejatinya daun-daunnya digantikan duri yang paripurna
Memantulkan panasnya matahari agar rasa dingin tetap mengalir
Melindungi dengan sigap dari segala ancaman para pengincar air

Namun, ada penyerang yang tak mempan ditusuk duri
Kutu putih dan hewan kecil lain mampu lolos tanpa berlari
Dengan nektar kaktus mengundang kawanan semut sebagai sekutu
Menumpas habis segenap jamur dan segala macam kutu

Anomali terlihat pada jalur fiksasi karbon yang menarik
Membuatnya tak harus membuka stomata di siang terik
Menghemat cadangan air pada proses pertukaran gas
Walau kadang berlagak mati bagai pohon yang meranggas

Semua perjuangan berat dilalui untuk meneruskan kehidupan
Tak ada kata menyerah menghadapi segala tantangan di depan
Semua terbayar oleh rasa bahagia yang tak tertimbang
Ketika areoles memunculkan keindahan sekuntum kembang

Baca Juga: [PUISI] Menapak Mentari, Menyapa Sendiri

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Dream Praire Photo Verified Writer Dream Praire

Menulis, membaca, officer. IG :@Dream_Praire

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya