[PUISI] Kawan Baik Ibuku

Kini juga jadi kawanku

Ibuku bilang

Ia berkawan baik dengan sunyi

Kutawarkan banyak pesta padanya

Tapi dia bilang

Keramaian tak sanggup menariknya dari sepi

Ibuku bilang

Ia berkawan baik dengan peluh

Kutawarkan tenagaku

Tapi dia bilang

Bahwa aku harus menyimpannya untuk diriku

Ibuku bilang 

Ia berkawan baik dengan kecewa

Kutawarkan berbagai penghiburan

Tapi dia bilang

Tawaku sudah cukup menyembuhkan segalanya

Ibuku bilang

Ia berkawan baik dengan penundaan

Kutawarkan tumpangan sampai ke tujuan

Tapi dia bilang

Dia saja yang mendorongku melaju

Ibuku bilang

Ia berkawan baik dengan doa

Kutawarkan aminku

Dan kali ini dia setuju

Aku sempat menyoal kawan baiknya

Tapi, setelah aku tumbuh jadi seorang ibu

Aku tak lagi menyoal apa-apa, selain satu

Ibuku ini bidadari yang lahir di surga sebelah mana?

Kenapa ia sebegitu baiknya?

 

Baca Juga: [PUISI] Cermin 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Laila Alhaffatah Photo Verified Writer Laila Alhaffatah

d

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya