[PUISI] Menghidu Pagi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bukan petrikor yang kuhirup sembari telusuri lapangan upacara
Bukan pula tapak sepatu berdebu yang kutemui di lorong-lorong kelas
Boro-boro saling merangkul wajah familier sambil menanyakan PR
Tinggal kenangan yang sudah jauh berbulan-bulan
Membuka kelopak mata
Hanya untuk kembali depan sebongkah layar
Sambil mengangguk-angguk seolah paham
Padahal kepala masih memproses khayal
Keseruan webtun yang dibaca semalam
Entah bagaimana kelanjutannya
Tiba-tiba ditunjuk dosen untuk tuturkan jawaban soal
Buyar sudah semua pikiran ihwal manhwa isekai
Hanya meringis selepas tinggalkan ruang
Belum genap sebulan masuk bangku perkuliahan
Menghidu pagi bukan sekadar pagi
Bangun kesiangan langsung klik tautan konferensi
Setiap hari kulalui sambil mengaduh sana-sini
Mau bagaimana lagi
Punggung sudah terbiasa disakiti
Nasib nilai di akhir masih terkatung-katung tak sadarkan diri
Baca Juga: [PUISI] Beranjak Pelan-Pelan
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.