[PUISI] Mala
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tidak ada pembelaan
Satu-satunya cara adalah mengakui
Bahwa aku tidak berdaya
Di mataku, di matanya, dan di setiap mata lain
Lagi-lagi,
Diriku yang lain mempertanyakan haknya
Sambil memarahiku
Mencaci makiku
"Kau ini bagaimana?"
"Kau ini apa?"
Aku terdiam
Mataku terpejam
Sambil kutarik napas dalam-dalam
Sambil menghayati arti kata penerimaan
Kudengar baik-baik suara-suara bising itu
Kutelusuri
Cakrawalaku
Aku melihat banyak bangkai ambisi yang mati
Namun, belum terkubur
Diriku yang lain masih mengharapkannya untuk hidup
Lagi.
Aku melihat
Sampah-sampah berserakan di tubuhku
Bekas apa yang telah kucerna di masa lalu
Belum sempat kubuang
Kekecewaan terhadap dunia dan para penghuninya.
Aku ingin sekali,
Diriku menjadi satu
Tidak berkeping-keping,
Tidak berkamuflase
Tidak merasa sia-sia
Tidak merasa kecewa
Baca Juga: [PUISI] Pohon Harapan
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.