[PUISI] Mala

Sampah-sampah berserakan di tubuhku

Tidak ada pembelaan
Satu-satunya cara adalah mengakui
Bahwa aku tidak berdaya
Di mataku, di matanya, dan di setiap mata lain

Lagi-lagi,
Diriku yang lain mempertanyakan haknya
Sambil memarahiku
Mencaci makiku

"Kau ini bagaimana?"
"Kau ini apa?"

Aku terdiam
Mataku terpejam
Sambil kutarik napas dalam-dalam

Sambil menghayati arti kata penerimaan
Kudengar baik-baik suara-suara bising itu

Kutelusuri
Cakrawalaku
Aku melihat banyak bangkai ambisi yang mati
Namun, belum terkubur
Diriku yang lain masih mengharapkannya untuk hidup
Lagi.

Aku melihat
Sampah-sampah berserakan di tubuhku
Bekas apa yang telah kucerna di masa lalu
Belum sempat kubuang
Kekecewaan terhadap dunia dan para penghuninya.

Aku ingin sekali,
Diriku menjadi satu
Tidak berkeping-keping,
Tidak berkamuflase

Tidak merasa sia-sia
Tidak merasa kecewa

Baca Juga: [PUISI] Pohon Harapan

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Mega Putry Photo Verified Writer Mega Putry

Menyukai semua hal, kecuali matematika.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya