[PUISI] Perihal Rindu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mendengar azan magrib yang sayup-sayup terdengar lirih
Sambil memungut detik demi detik kebersamaan kita dahulu
Yang bagimu kian menguap
Namun mengendap di dadaku
Apa engkau dapat merasakan hadirku di sana?
Merasakan rinduku yang kian mengeras bagai bebatuan yang tertimbun longsor di kaki gunung itu?
Apa musim dingin di sana sanggup memadamkan kehangatan dalam jiwamu
Mampu menyiram api kenangan yang mungkin bagimu hanya kilatan masa lalu yang sangat mengganggu
Selama ini aku tiada pernah berkata jujur pada diriku, pada hatiku, bahwa aku rindu
Pada senyum dan tawa unikmu tatkala aku melontarkan kata-kata
Yang bagimu mungkin sangat berarti
Dahulu
Namun tidak selamanya
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.