[PUISI] Memburu Detik

Tubuh ringkih tak kenal rapuh

Lekas beranjak diredam siluet matahari
Jangan sepasang kaki berjalan terseok
Sesekali jatuh mengambruk
Memilih menepi dari penat hiruk pikuk

Tatapan nelangsa dengan peluh luruh
Memburu detik hampir sirna
Acuh sepasang kaki perih terluka
Biarkan menjadi saksi tanpa bicara

Kalau semesta akan menceritakan kembali
Sesosok tubuh ringkih menolak terjatuh
Berlomba memburu detik pagi
Jatuh bangun mengais rezeki

Baca Juga: [PUISI] Lamunan Panjang 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Mutia Zahra Photo Verified Writer Mutia Zahra

Be grateful for everything

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agsa Tian

Berita Terkini Lainnya