[PUISI] Nidera dalam Kelam
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kantuk yang tertahan di setiap malam
Bagai menyusuri jalan kumuh tak berpenghujung
Tertahan oleh hati yang teriris
Tertatih, tubuh yang lemah
Diriku bagai batu yang terpecah berkeping-keping
Semua telah memiliki tujuan tak pasti
Hidup terasa hambar, berlari dalam kelam
Teringat lagi saat itu
Aku bagai altruis yang dimanfaatkan
Aku seorang visioner yang terbuang
Semua asaku benar-benar tak berarti
Pikiran yang sudah irasional
Terlalu berbaik hati terhadap rasa sakit
Tubuh yang seakan terpisah dari jiwa
Mati, tertimbun tanah bumi fana
Gersang, neraka di kepalaku
Namun, tangan kakiku telah mencapai nirwana
Mataku dalam kebahagiaan, hati dalam kesedihan
Kini, kantukku tak tertahan lagi
Kubiarkan jiwaku melayang bersama lelapku
Kembali pada mimpi buruk, seperti hari kemarin
Namun, aku berharap akan baik seiring waktu
Baca Juga: [PUISI] Pria Berjanggut Merah
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.