[PUISI] Jarak yang Berbicara 

Akankah aku harus selalu berjauhan denganmu? 

Saat dekat mulutmu diam bisu terpaku
Melirikku dengan tatapan sinismu
Mengirim sinyal kebencian di hati
Menjulurkan lidahmu yang berbisa

Saat dekat bibir hitammu tega melukai hatiku
Membiarkanku diam terpuruk oleh karenamu
Menjadikanku tumbal di balik rencana busukmu
Oh, malangnya nasibku saat harus dekat denganmu

Saat dekat kau tega melampiaskan amarahmu
Memakiku dengan serpihan kalimat busuk
Tega nian kau jadikan daku tumbuh dengan amarah dan rasa dengkimu

Kini jauh aku berlari agar tak lagi bertatap denganmu
Biarkan detikku berjalan tanpa rasa benci
Bukankah udara yang dihirup jauh lebih segar tanpa bulir kebencian?
Ya, biarkan jarak yang berbicara

Baca Juga: [PUISI] Seorang Pemustaka dan Kupu-Kupu yang Beterbangan di Perutnya  

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Nur Irdawana Nasution Photo Verified Writer Nur Irdawana Nasution

Instagram @Irda_nasution17 "Let's learn new things every day"

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya