[PUISI] Aroma Petrikor
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tubuh lelah ini merebah
Di pelukan sepetak kehangatan
Meninggalkan hiruk pikuk dunia
Yang menyeretnya tanpa henti
Ke kiri dan ke kanan seperti buta arah
Mata sayu ini meredup
Seolah pelupuk terjatuh tanpa paksa
Menyimpan gegap gempita aksara
Yang menyilaukan tatap
Dari setiap arah mata memandang
Di sela-sela kepasrahan malam
Saat dunia sudah lebih sunyi
Telinga ini mulai mendengar suara merdu
Ratusan rintik indah dalam keriangan gerimis
Diiringi aroma petrikor yang menenangkan hati
Jika malam terhenti saat ini
Aku rela terjebak di antara derai langit
Jika kelam mengikat waktu ini
Aku rela terjerat hujaman rinai
Hingga teduh terus membasahi sukma yang mulai gersang
Baca Juga: [PUISI] Gemuruh Rindu
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.