[PUISI] Kutukan Nostalgia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagaimana aku bisa lupa?
Jika sujud dan air mataku
Tak mampu membasuh luka;
Hal ihwal ingatan pelukan yang acap kali menenangkanku dulu
Bagaimana aku bisa lupa?
Jika saat aku sempat tidak mengingatnya;
Sejurus kemudian malah menjadi lelucon nostalgia yang kau kirim tanpa jeda
Membuat impresiku terpaksa berhenti melupa
Dan kembali membuka lembar pesakitan yang coba kutimbun dengan tobat
Kau tak akan mengerti
Bahwa setiap pemberhentian kereta api adalah mimpi buruk
Yang tak bisa kutuntaskan setengah malam
Masjid
Ruang kajian
Bahkan taman hewan;
Adalah semua tentang kenapa aku tidak pernah berhenti tidak mengingatmu
Kurasa
Sujudku memang belum khusyuk
Air mataku masih terurai rindu untukmu
Doaku, aku mungkin belum sungguh-sungguh ingin melupakanmu
Ketakutanku masih palsu
Karena setiap bertemu denganmu, bola mata itu sebenarnya rindu
Yang malu-malu berkhianat pada niat melupakanmu
Kau, kutukan nostalgiaku
Baca Juga: [PUISI] Hujan Akhir Januari
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.