[PUISI] Dengarkan Semesta Bicara

Semesta seringkali bicaraenyapa lewat bahasa alam
Tuturkan isyarat penuh keanggunan
Tentang yang terkisah dan akan datang
Namun sayangnya kita lupa
Mengira suara hanya milik jiwa fana
Berujar ilalang mengucap kebisuan
Dan langit hanya candai guruh
Harusnya manusia ciut
Kala semesta memilih bungkam
Dan hanya merenda tanda
Yang tak tertafsir nyata oleh akal
Berhenti kagumi rupa diri
Dalam jubah angkuh yang menjuntai
Lalu biarkan semesta kembali teduh
Memeluk dunia tanpa gemuruh
Tinggalkanlah jemawa
Tundukkan kepala, rentangkan telinga
Dan dengarkan semesta bicara
Tentang duka karena ulah jiwa-jiwa fana
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.