[PUISI] Dua

Suatu waktu, kau bercerita tentang mentari terbit
Setelah peluh menitik di jalur yang terjal
Tentang kabut lembut yang menari bersama lautan awan
Pun tentang aroma pinus yang menguar di antara keheningan
Sementara aku berkisah tentang tokoh dalam cerita
Tentang betapa puasnya membedah makna tersembunyi
Di balik tiap kata yang seakan meronta minta dipahami
Pun tentang aroma kertas yang menenangkan saat pagi
Aku bisa menemukan jejakmu dalam puisi
Yang datang sebagai metafora perihal kebebasan dan mimpi
Namun, tidak dengan kau yang tak mampu melihatku
Pada bentala yang kau jelajahi
Atau pada asa yang mampu menantang sepi
Mungkin, karena aku yang pandai bersembunyi
Atau karena duniaku yang jauh untuk kau singgahi
Kita mencari keindahan dalam sudut pandang yang berbeda, bukan
Meski ada di langit yang sama
Kita bersinar sendiri
Dari kejauhan
Dan mungkin dalam kerinduan