Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Hujan Terakhir Dalam Ingatan

Pixabay
Pixabay

Aku terkurung dalam sunyi
Hening dalam keramaian
Sejauh apa pun aku pergi
Tetap saja menemui sepi

Nyanyian hujan berkumandang
Memberi irama pada sunyi
Memanggil kesedihan
Menelusup masuk dalam ingatan

Aku menatap keluar jendela
Seakan melihat keluar, aku terbebas
Tapi masih saja aku terikat
Dalam belenggu kenangan

Ingatanku masih saja tertuju padamu
Masa kelam itu masih saja datang

Musim penghujan segera berlalu
Tapi aku masih enggan membiarkanmu pergi dalam pelukan kemarau

Menangislah!
Tumpahkan saja gumpalan awan hitan itu

Biarkan air matamu
Menjadi hujan terakhir dalam ingatanku

Sebelum kekeringan akan melanda kita
Hujan air mata, tak bisa menghentikan siksaan kemarau

Tumpahkan saja!
Menangislah hari ini!
Luapkan semua kemarahanmu
Tuangkan semua kekecewaanmu

Biarkan saja air mata itu mengalir
Menjadi hujan terakhir dalam ingatanku

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us