Jejak hujan menari di kaca jendela retak
Setiap tetesnya menggores luka lama
Merajut sunyi, menulis rindu yang tak terucap
Menyembunyikan cahaya yang pernah singgah
Mendung menggantung, menjelma selimut duka
Menyusup pelan, mengetuk ruang hati yang sepi
Di antara gemuruh langit dan bisik angin
Aku mencari tawa yang telah menjelma bayang
Malam makin larut, mendung enggan pergi
Ia bertahan, memeluk malam-malam panjang
Mengguratkan asa di sela gelap
Menjadi saksi bisu pada cinta yang diam
Hujan turun membawa pesan rahasia
Tentang perasaan yang tak sempat tersampaikan
Di balik kaca, aku menatap dunia
Mencari jejakmu di antara sisa embun pagi
Dan ketika hujan reda, mendung perlahan sirna
Di ujung malam, hanya sisa embun
Jejak hujan di jendela menyisakan kisah yang abadi
Tentang cinta yang bersembunyi di balik embun pagi
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Jejak Hujan di Jendela

ilustrasi jejak hujan (pexels.com/Juan Pablo Serrano)
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editorial Team
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us