Bukan pedang yang menulis sejarah
Melainkan tangan yang tidak menyerah
Di tengah siasat dan luka yang bersilang
Ia tetap berdiri di tengah sorakan perang

Langkahnya tak selalu lantang
Namun tak pernah mundur meski diserang
Tak butuh mahkota di atas kepala
Sebab keberanian hidup di balik dada

Ketika raja-raja saling merebut takhta
Ia berpihak pada dunia dengan setia
Dialah yang memilih tetap sadar
Bahwa pemimpin butuh hati yang besar

Ia terus menanti dengan sabar
Harta dan takhta tidak membuatnya bergetar
Ketika waktunya sudah mulai dekat
Semua akan jatuh kepada yang terkuat