[PUISI] Kepada yang Terkuat

Bukan pedang yang menulis sejarah
Melainkan tangan yang tidak menyerah
Di tengah siasat dan luka yang bersilang
Ia tetap berdiri di tengah sorakan perang
Langkahnya tak selalu lantang
Namun tak pernah mundur meski diserang
Tak butuh mahkota di atas kepala
Sebab keberanian hidup di balik dada
Ketika raja-raja saling merebut takhta
Ia berpihak pada dunia dengan setia
Dialah yang memilih tetap sadar
Bahwa pemimpin butuh hati yang besar
Ia terus menanti dengan sabar
Harta dan takhta tidak membuatnya bergetar
Ketika waktunya sudah mulai dekat
Semua akan jatuh kepada yang terkuat
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.