Kita pernah hangat seperti pagi
Tapi kini hanya sunyi yang bernaung
Bukan karena badai yang mengguncang
Namun percikan kecil yang membakar segalanya
Kau diam tak berkata apa pun
Seolah tak ada yang runtuh
Padahal aku menunggu dengan sabar
Tanpa menuntut permintaan maaf
Hari-hari menjadi panjang
Saat yang kutunggu bukan waktu
Melainkan kehadiranmu kembali
Entah apa yang menahanmu
Aku mulai bertanya dalam hati
Jika memang aku berarti
Mengapa aku harus terus mendekat
Sementara kau tetap diam di tempat
Jika memang aku layak diperjuangkan
Maka aku tak akan merasa sendirian
Tidak perlu menimbang rindu
Dengan keyakinan yang perlahan goyah