[PUISI] Lambaian dari Seberang Kereta

Kubayangkan sebuah perpisahan manis
di jantung kota pada suatu sore yang gerimis
ketika burung-burung mendekap anaknya
di antara cuaca yang tak bisa diajak bercanda
juga rumput-rumput liar yang tumbuh di sisi rel kereta.
Sebuah lambaian pelan dari pemilik mata
yang mungkin pernah dijadikan dermaga
ditebas kereta api yang melintas
dan di seberang seseorang membalas
lambaian itu dengan tatapan lindap.
Aku membayangkannya
itu semua—kita seandainya
tapi, yang tiba-tiba pergi tetap saja
tak sempat melambaikan tangannya kan?
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.