[PUISI] Lima Menit yang Mengakhiri Kita

Kau ingin merangkum segalanya,
dalam lima menit
Mengizinkanku menetap,
hanya untuk beri penutup
Seolah sejarah kita bisa diakhiri,
semudah menghapus papan tulis
Lantas, aku tinggal di lekuk bahumu
Sebab tubuhku,
terlalu hapal cara bersandar di punggungmu
Sebab keras kepalaku,
inginkan hangatku terpatri di ingatanmu
Sekalipun kau berjuang, melenyapkan yang lalu
Meski begitu, aku mengerti
Lima menit yang kau beri,
bukan undangan untuk kembali
Sekadar salam perpisahan manis,
yang tak dapat kutuntut terlalu lama
Hanya bisa kusimpan,
untuk selamanya
Pada akhirnya, yang kulihat hanya punggungmu
Lenyap seiring langkahmu yang menjauh
Meninggalkan kita
Bersama hati hancur yang bertekad
Tak ingin mengizinkan siapa pun,
menggantikan namamu
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.