Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi buah hati (pexels.com/Daniel Reche)

Gelak tawamu surga bagiku
Menatapmu cemasku melayang
Penat kerja perlahan sirna
Rasa papa berubah kaya
Buah hatiku kamulah malaikat tanpa sayap
Sekejap buatku selalu ingin mendekap

Meski kadang kamu bawel dan rewel
Namun, itulah yang membuat aku tergoda
Bening matamu berkedip manja
Seakan berkata ayah aku inginkan cinta

Tangan mungil nan imut
Memeluk dengan lembut
Celoteh riuh ria menggema
Di rumahku yang sederhana

Bila kau sakit
Duniaku serasa sempit
Gugup dan cemas belum bergegas pamit
Sehatlah selalu mungilku
Agar ayah tenang mencarikan nafkahmu

Kamu dan Bunda adalah raja
Ayah adalah seorang hamba yang akan terus berusaha membuka bahagia untukmu nanti saat dewasa
Jangan risaukan lelahnya hamba
Pujangga yang berjuang untuk keluarga

Melihatmu tertawa ria
Sudah lebih dari surga
Melihatmu lelap dalam rangkai mimpi
Timbul pula tenang dalam sanubari

Malaikat kecilku
Janganlah takut menatap semesta
Meski di sana banyak keraguan dan nestapa
Banyak duka cita dan derita
Setiap insan punya jalan yang tak sama
Tidak selalu kan berakhir hampa

Kuatkan langkahmu mungilku
Ayah seorang nahkoda dalam bahtera jiwa
Butuh asupan rasa gembira
Dalam sujudku ayah memuja dan meminta
Pada Dzat yang Maha Kuasa
Kita semua bisa berlabuh dengan selamat
Mengarungi samudera dalam jalur tepat
Baik dunia ataupun akhirat

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorRiza AA