Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Mendung di Pagi Hari

ilustrasi wanita bersedih (Unsplash.com/Tiago Bandeira)
Menatap mendung di pagi hari
Bak memutar kembali rentetan sendu dalam hati
Semburat lara yang masih terasa
Mulai bangkit dan bersiap merajam dada
Luka itu sudah pergi
Atau setidaknya t'lah kuanggap mati
Namun aromamu yang memendar di antara kabut pagi
Kian rasuki sukma tanpa henti
Haruskah kusalahkan secuil asa yang tersisa kali ini?
Atau habisi saja rasaku yang masih menyengat?
Sebab rona memilih ikut sembunyi di balik muram
Dan tersungkur di pengasingan suram
Saat netra masih terpaku menatap mendung pagi ini
Hati ini tersentak oleh sekelebat kenangan yang berlari
Tentangmu dan kita di masa lalu
Yang bersemayam rapuh di relung sukmaku
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorT y a s
Follow Us